PBNU Kaitkan Doa Bersama di Monas dan Kesenjangan Ekonomi
NU Online · Sabtu, 3 Desember 2016 | 04:03 WIB
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siroj (Kang Said) melihat doa, zikir, dan Jumatan bersama di lapangan Monas pada Jumat (2/12) sebagai gejala dari masalah kesenjangan ekonomi. Kang Said memandang bahwa kecemburuan ekonomi terhadap kelas sosial, etnis tertentu, dan non-Muslim tidak bisa dilepaskan dari doa, zikir, dan Jumatan bersama di Monas kemarin.
Demikian disampaikan Kang Said kepada NU Online di Kantor PBNU, Jakarta Pusat, Jumat (2/12) malam.
Gejala itu, kata Kang Said, terindikasi dari banyaknya masyarakat di luar Jakarta yang ikut doa, zikir, dan Jumatan bersama di lapangan Monas.
“Tetapi kenapa banyak orang dari luar Jakarta yang berdemostrasi? Saya yakin pemerataan ekonomi dan kesejahteraan masih menjadi masalah mendasar. Demonstrasi ini lebih didasari motif kecemburuan sosial dan ekonomi yang dimonopoli oleh etnis tertentu dan non-Muslim,” kata Kang Said.
Pengasuh Pesantren Ats-Tsaqafah Ciganjur ini menyampaikan rasa syukur PBNU karena Allah masih berkenan memelihara keutuhan NKRI. “Alhamdulillah sampai sekarang Allah masih turun tangan dalam menjaga keutuhan Indonesia.”
Menurutnya, doa bersama di Monas merupakan bentuk akumulasi kekecewaan masyarakat terhadap kinerja pemerintah.
“Pemerintah harus membuat kebijakan terkait ekonomi yang langsung menyentuh rakyat banyak secara merata agar kesenjangan ekonomi teratasi. Ini jelas akumulasi kekecewaan,” kata Kang Said. (Alhafiz K)
Terpopuler
1
KPK Tetapkan Wamenaker Immanuel Ebenezer dan 10 Orang Lain sebagai Tersangka Dugaan Pemerasan Sertifikat K3
2
LF PBNU Rilis Data Hilal Jelang Rabiul Awal 1447 H
3
Istikmal, LF PBNU: 1 Rabiul Awal 1447 Jatuh pada Senin, Maulid Nabi 5 September
4
KPK Beberkan Modus Pemerasan Sertifikat K3 yang Berlangsung Sejak 2019
5
Pacu Jalur Aura Farming: Tradisi dalam Pusaran Viralitas Media
6
IPNU-IPPNU dan PCINU Arab Saudi Dorong Tumbuhnya Tradisi Intelektual di Kalangan Pelajar
Terkini
Lihat Semua