Jakarta, NU Online
Terkait wafatnya, Mustasyar PBNU KH Makhtum Hannan Babakan Ciwaringin Cirebon, PBNU menginstruksikan kepada seluruh Nahdliyin, pengurus NU, lembaga, dan badan otonom untuk melaksnakan shalat ghaib dan tahlil bagi Kiai Makhtum.
Instruksi tersebut tertuang dalam Surat Keterangan Nomor 946/C.I.34/01/2017 yang diterbitkan Sabtu, 21 Januari 2017. Surat tersebut ditandatangani oleh Rais Aam PBNU KH Ma’ruf Amin, Katib Aam KH Yahya Cholil Staquf, Ketua Umum KH Said Aqil Siroj, dan Sekjen HA. Helmy Faishal Zaini.
“Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menyampaikan duka cita yang mendalam atas wafatnya KH Makhtum Hannan, Mustasyar PBNU. Berkaitan dengan wafatnya KH Makhtum Hannan tersebut, PBNU menginstruksikan kepada seluruh Pengurus Wilayah dan Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama serta seluruh warga NU se-Indonesia agar menyelenggarakan Shalat Ghaib dan Tahlil ditujukan untuk Alamarhum,” demikian keterangan surat instruksi itu.
KH Makhtum Hannan wafat Sabtu (21/1/2017) sekitar pukul 06.35 WIB di kediamannya komplek Pesantren Babakan Ciwaringin, Cirebon. Kiai sepuh yang lahir pada 13 Juni 1938 ini meninggalkan seorang istri, Nyai Hj Aminah dan 6 orang anak.
Jenazah kiai salah satu Anggota Ahlul Halli wal Aqdi (Ahwa) di Muktamar ke-33 NU di Jombang tahun 2015 ini rencana akan dimakamkan Sabtu (21/1) sore sekitar pukul 16.00 WIB di komplek pemakaman keluarga di Pondok Pesantren Babakan Ciwaringin Cirebon.
Hingga saat ini, ribuan pelayat dari berbagai daerah terus berdatangan di komplek Pesantren Babakan Ciwaringin. Mereka menyolati jenazah sekaligus mendoakan kiai kharismatik penuh hikmah ini secara bergantian. (Fathoni)