PBNU: Ibadah Kurban Ditunda Jika Tidak Ada Hewan yang Memenuhi Kriteria Syar’i
NU Online · Kamis, 9 Juni 2022 | 22:17 WIB
Alhafiz Kurniawan
Penulis
Jakarta, NU Online
Wakil Rais 'Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Afifuddin Muhajir menyampaikan bahwa ternak harus memenuhi syarat dan kriteria hewan kurban baik dari segi usia maupun bebas dari cacat atau penyakit. Adapun ternak yang tidak memenuhi syarat dan kriteria hewan kurban sebagaimana diterangkan hadits tidak dapat dijadikan kurban.
Kiai Afifuddin mengatakan, hukum ibadah kurban adalah sunnah muakkadah. Sedangkan hewan kurban harus memenuhi syarat sehingga tidak perlu dipaksakan berkurban dengan hewan yang tidak memenuhi syarat.
Demikian Kiai Afifuddin menyampaikan singkat hasil kajian Lembaga Bahtsul Masail (LBM) PBNU perihal hukum berkurban dengan ternak yang terjangkit penyakit mulut dan kuku (PMK), Kamis (9/6/2022) malam.
“Kalau tidak ada hewan yang memenuhi kriteria, ya tunda tahun depan. Ibadah kurban itu maslahat tahsiniyah. Sedangkan gejala PMK tidak kalah serius dengan empat aib yang dinyatakan hadits,” kata Kiai Afif.
Kajian LBM PBNU Tentang Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) tertanggal, Selasa, 7 Juni 2022, menyatakan, “Hewan yang terjangkit Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) dengan menunjukkan gejala klinis–meskipun ringan–tidaklah memenuhi syarat untuk dijadikan kurban.”
Kiai Afif dalam konferensi pers juga menjelaskan perbedaan sedekah dan ibadah kurban. Meski sama-sama berbagi, keduanya memiliki perbedaan. Sedekah bersifat lebih longgar baik dari segi waktu, ukuran, maupun kondisi.
“Sedekah boleh dilakukan dengan apa saja,” kata Kiai Afif.
Adapun kurban memiliki ketentuan yang harus dipenuhi baik dari segi jenis ternak, usia ternak, kualitas ternak, dan juga waktu penyembelihannya. Dengan demikian, ibadah kurban tidak dapat dilakukan dengan sembarang hewan ternak. Ia harus bebas dari aib dan cacat, gemuk, dan cukup usia untuk kambing, sapi, dan unta.
“Seseorang boleh bersedekah dengan apa saja yang ia mampu meski dengan kondisi tidak sempurna baik hewan maupun lainnya. Namun tidak demikian dengan ibadah kurban. Tidak sembarang hewan dapat dijadikan kurban. Ada kriteria tertentu bagi hewan yang bisa dijadikan kurban,” demikian bunyi putusan kajian LBM PBNU Tentang Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) tertanggal, Selasa, 7 Juni 2022.
“Saya setuju dengan putusan tersebut,” kata Kiai Afif setelah membaca hasil kajian LBM PBNU terkait PMK kepada NU Online, Kamis (9/6/2022) sore.
Ketua LBM PBNU KH Mahbub Ma’afi Ramdhan yang memandu forum menyampaikan terima kasih kepada Kiai Afif yang menjelaskan singkat hasil bahtsul masail LBM PBNU. “Hasil kajian LBM PBNU tidak diputuskan sendiri, tetapi diserahkan kepada Syuriyah PBNU,” kata Kiai Mahbub.
Pewarta: Alhafiz Kurniawan
Editor: Muhammad Faizin
Terpopuler
1
Soal Tambang Nikel di Raja Ampat, Ketua PBNU: Eksploitasi SDA Hanya Memperkaya Segelintir Orang
2
Meski Indonesia Tak Bisa Lolos Langsung, Peluang Piala Dunia Belum Pernah Sedekat Ini
3
Pentingnya Kematangan Pola Pikir dan Literasi Finansial dalam Perencanaan Keuangan
4
PBNU Rencanakan Indonesia Jadi Pusat Syariah Dunia
5
Sejarawan Kritik Penulisan Sejarah Resmi: Abaikan Pluralitas, Lahirkan Otoritarianisme
6
Sunnah Puasa Ayyamul Bidh di Pertengahan Bulan Dzulhijjah 1446 H Hari Ini dan Esok
Terkini
Lihat Semua