Nasional

PBNU: Dunia Menaruh Harapan pada Indonesia

Kam, 29 November 2018 | 10:17 WIB

Jakarta, NU Online
Negara-negara di dunia terjerat berbagai macam masalah. Konflik horizontal terjadi di mana-mana. Hal itu bukan semata konflik agama, melainkan perang sipil. Katib Am Syuriyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama KH Yahya Cholil Staquf menegaskan bahwa tinggal Indonesia, satu-satunya negara yang selamat dari kemelut tersebut.

“Itu sebabnya dunia menengok dengan penuh harap kepada Indonesia,” katanya saat memberikan sambutan pada workshop NU Millenials di Gedung PBNU lantai 8, Jalan Kramat Raya 164 Jakarta, Kamis (29/11).

Harapan tersebut, kata Gus Yahya, muncul karena di Indonesia ada Nahdlatul Ulama. Ia bercerita bahwa Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj dan Sekjen PBNU H Helmy Faisal Zaini sampai kehabisan waktu melayani orang-orang dari seluruh dunia yang menanyakan tentang bagaimana caranya mengataasi masalah tersebut.

Dari Maroko sampai Bangladesh, katanya, tidak ada yang selamat. Pengasuh Pondok Pesantren Raudlatut Thalibin, Leteh, Rembang, Jawa Tengah, itu mengungkapkan bahwa Timur Tengah tidak punya kapasitas menolong dirinya sendiri.

“Semuanya menuju pada kegagalan sosial dan keruntuhan peradaban,” katanya.

Kalau Indonesia tidak bisa bertahan, jelasnya, umat manusia akan kehilangan harapan. Oleh karena itu, anggota dewan pertimbangan presiden berharap Indonesia dapat menjawab harapan tersebut.

Kegiatan bertema Perdamaian Dunia: Dakwah Islam Ramah dan Toleran melalui Media Sosial itu dihadiri oleh Rais Am PBNU KH Miftachul Akhyar, Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj, Wakil Ketua Umum PBNU H Maksum Mahfoedz, Sekjen PBNU H Helmy Faisal Zaini, Bendahara Umum PBNU H Bina Suhendra, Ketua PBNU H Eman Suryaman.

Workshop ini juga dihadiri oleh Rais dan Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) seluruh Indonesia. (Syakir NF/Abdullah Alawi)