Nasional

PBNU: BUMN Harus Perhatikan Rakyat Kecil dan Lingkungan

NU Online  ·  Rabu, 18 Januari 2017 | 08:21 WIB

Jakarta, NU Online
Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) mengimbau Badan Usaha Milik Negara (BUMN) agar peduli dan mendukung program ekonomi kerakyatan. Selain itu, PBNU juga mendorong agar BUMN memperhatikan keselarasan lingkungan dalam kegiatan bisnisnya.

Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj mengungkapkan pentingnya BUMN melayani masyarakat. "BUMN itu hendaknya tidak hanya mengejar untung, harus juga melayani masyarakat dengan mendorong ekonomi kerakyatan dan mematuhi hukum," ungkap Kiai Said, dalam prosesi penyerahan bantuan 5.000 karung semen dari PT Semen Indonesia untuk program NU Peduli Aceh di Gedung PBNU Jakarta, Rabu (18/1).

Kiai Said mengingatkan sudah selayaknya perusahan-perusahan dalam struktur BUMN mementingkan sumber ekonomi rakyat kecil. BUMN juga perlu berkolaborasi dengan ormas yang mengakar kuat ke basis desa, agar dapat mengawal program transformasi melalui ekonomi kerakyatan.

Dalam sambutannya, Kiai Said mengingatkan agar BUMN jangan sampai bertabrakan dengan kepentingan masyarakat, seperti industri semen. "BUMN selayaknya mengalah, jika ada potensi merugikan warga kecil, lingkungan hidup dan pertanian, yang merupakan basis mata pencaharian warga nahdliyyin," ungkap Kiai Said. Untuk itu, ia menyerukan kepada BUMN, khususnya PT Semen Indonesia untuk berbisnis secara profesional dengan mematuhi regulasi sekaligus menjaga kelestarian lingkungan.

"BUMN harus menempatkan diri sebagai bagian dari lingkungan masyarakat setempat agar skema bisnisnya tidak mengeksklusi atau menyingkirkan hajat hidup orang banyak," tambah Kiai Said.

Kiai Said menambahkan, prinsip menjaga dari kerusakan lebih penting didahulukan. "Kaidahnya, dar'ul mafasid muqoddamun 'ala jalbil mashalih. Menolak kerusakan itu harus didahulukan, daripada mengambil kemanfaatan. Ini pentingnya, agar menjaga alam dari kerusakan," terang Kiai Said.

"PBNU mendukung cara-cara bisnis yang beretika, dan kami akan selalu mengingatkan BUMN dan pemerintah jika ada yang dirasa tidak benar," tegas Kiai Said.

Sebagiamana diketahui, hingga saat ini langkah PT Semen Indonesia untuk membangun pabrik di Pati dan Rembang masih mengalami pro dan kontra. Selasa (17/1) kemarin, warga berunjuk rasa di depan Guberneran Jawa tengah, menolak rencana pembangunan tersebut lantaran dinilai lebih banyak mudarat daripada maslahatnya.

Muhammad Al-Fayyadl, koordinator Front Nahdliyin untuk Kedaulatan Sumber Daya alam (FNKSDA), yang berorasi dalam aksi demo itu mengatakan, aksi tersebut merupakan bentuk ketaata menjalankan perintah Allah SWT untuk menjaga gunung sebagai pasak bumi.

"Kami warga Nu hadir di sini mendukung perjuangan sedulur-dulur petani Rembang untuk mengetuk hati nurani pemerintah," katanya. (Husni Sahal/Mahbib)