Nasional

Pawai Ta’aruf NU Kritik PSSI

NU Online  ·  Senin, 17 Desember 2012 | 10:45 WIB

Blitar, NU Online
Suara trompet dan snar drum terus mengalu-ngalu mendendangkan syair Sholawat Badar. Suara bermula dari barisan terdepan peserta Pawai Ta’aruf NU Kabupaten Blitar dalam rangka penyambut peringatan bulan Muharam dan Konfercab NU Kabupaten Blitar.
<>
Peristiwa itu terjadi Ahad pagi. Mulai pukul 08.00-13.15 wib di Jalan Raya Bakung Udanawu Blitar.

Ada sekitar 99 tim ikut ambil bagian dalam acara yang digagas oleh panitia Konfercab NU itu dan masyarakat Udanawu itu. Mereka menampilkan berbagai kreasi. Ada yang menampilkan perahu nelayan, Walisongo, hadrah, pencak silat Porsigal dan lain-lain. 

Dari sekian peserta ada kreasi yang sangat menarik perhatian ribuan penonton yang menyaksikan jalannya pawai ta’aruf kebangsaan NU itu. Misalnya tim no 42. Mereka membuat replica bola yang sangat besar dari kertas. Kemudian, bola itu digiring oleh 11 orang pemain yang memiliki tubuh krempeng-krempeng. Para pemain itu tidak ada yang pakai kaos atau baju. Mereka hanya mengenakan celana olah raga dengan badan di cat merah putih dengan tulisan Timnas dengan berbagai urutan nomor di punggung. 

“Ini sebagai kritikan terhadap pengurus PSSI yang saat ini lagi gonjang-ganjing. Akibat pengurusnya pecah, para pemain bagaikan itik kehilangan induk. Sehingga para pemain bola tidak bisa berprestasi maksimal,’’ ujar Mahmud salah seorang penggagas peserta itu.

Purnomo, salah seorang panitia penyelenggara pawai ta’aruf mengatakan. Dirinya memang ditugaskan untuk menyelenggarakan pawai ta’aruf oleh panitia konfercab NU Kabupaten Blitar.

“Karena ada tugas maka jadilah acara ini,” katanya.

Menurut Purnomo, memang acara ini hanya diikuti sekitar 99 peserta. Mereka datang dari berbagai elemen NU yang ada di kecamatan Udanawu. Muali dari Ansor, fatayat, IPNU, IPPNU, Muslimat NU, remaja masjid, mushola, Madin dan TPQ serta yayasan pendidikan ma’arif. Bahkan RT dan RW juga serta kepala desanya juga ikut ambil bagian. 

“Mayoritas pesertanya adalahpara anggota RT dan RW  desa Bakung dan Udanawu. Karena desa ini dikenal mayoritas penduduknya anggota NU,” ungkap Purnomo.

Untuk menambah suasana pawai, lanjut Purnomo, panitia telah mengundang beberapa tim drum band yang ada disekitarnya. Misalnya tim drum band dari MTS Ma’arif  Udanawu, SDN Bakung II, MI Wonorejo, TK Al-Hidayah Milik Muslimat, MI Wachid Hasyim, Bakung dan lainnya. Juga menghadirkan tim pencak silat Porsigal  (pendidikan  olah raga silat indah Garuda Loncat) yang berpusat di Pesantren PETA Tulungagung, milik KH Abdul Djalil Mustaqim (alm) yang kini diterukan Gus Saladin. 


Redaktur    : Mukafi Niam
Kontributor: Imam Kusnin