Nasional

Panti Asuhan Harapan Remaja Merangkul Yatim Layaknya Anak Sendiri

Ahad, 11 Juni 2023 | 15:00 WIB

Panti Asuhan Harapan Remaja Merangkul Yatim Layaknya Anak Sendiri

Panti Asuhan Harapan Remaja, Rawamangun, Jakarta Timur (Foto: istimewa)

Jakarta, NU Online 
Yayasan Kesejahteraan Muslimat Nahdlatul Ulama (YKMNU) memiliki 149 panti asuhan di seluruh Indonesia, di antaranya adalah Panti Asuhan Harapan Remaja, Rawamangun, Jakarta Timur. Panti asuhan ini sudah didirikan sejak 4 Desember 1976 dan mendapatkan izin dari Dinas Sosial DKI Jakarta pada tanggal 29 November 1976 berdasarkan SK Nomor 3319.IV/D’76.


Anak-anak yang diasuh pada panti ini memiliki latar belakang yang beragama, mulai dari persoalan ekonomi, ketiadaan orang tua, sampai mereka yang terlantar. Semua mereka diterima dengan baik dan dianggap seperti anak sendiri.


Ketua Umum YKMNU Hj Endang Sulistinah Umar Wahid menceritakan hal tersebut. Baginya, anak-anak asuh di panti tersebut sudah selayaknya anak sendiri. Tak pelak, ia bersama suaminya, dr Umar Wahid, pernah menjadi orang tua salah satu anak asuhnya itu dalam pernikahannya. Hal ini mengingat ketiadaan keluarga dari sang anak.


"Saya yang melamar. Saya sama suami mendampingi dia,” kata Endang yang juga pernah menjadi Kepala Panti Asuhan Harapan Remaja itu pada Ahad (11/6/2023).


Endang bersyukur melihat tumbuh kembang anak-anak asuhnya. Dengan segala tingkah laku mereka yang kerap menjengkelkan, bagi Endang, anak-anak tersebut merupakan orang-orang pejuang. Betapa tidak, di tengah krisis kehidupannya dengan masalahnya masing-masing, mereka masih memiliki harapan dan memperjuangkannya di panti.


“Itu sebetulnya mereka sudah berjuang dan berkorban karena berjuang untuk hidup. Dia harus rela dipisah dengan keluarganya makanya kita berusaha betul supaya dia harus kita layani dengan baik,” katanya.


Beasiswa sekolah hingga kuliah
Endang menyampaikan bahwa anak-anak asuh di panti tidak saja diberikan layanan tinggal. Mereka juga dibekali dengan pengetahuan keagamaan ala Nahdlatul Ulama dengan menjalankan berbagai tradisi ritual rutin, seperti tahlilan dan semacamnya. Pun, anak-anak tersebut juga disekolahkan sampai tingkat menengah atas.


“Kita sekolahnya umum. Tapi kita juga kan namanya juga panti Muslimat NU, kita harus membentengi itu. Kehidupan sehari-hari dengan cara itu. Selain di-sekolahin secara umum, kita tetap berlaku menanamkan supaya menjadi orang Islam yang bener,” ujarnya.


Lebih dari itu, beberapa anak asuh di dalamnya juga diberikan beasiswa kuliah di perguruan tinggi. Beberapa di antaranya sudah menamatkan studi pendidikan tingginya, sebagian lagi sedang dalam masa studi.


“Dan sekarang panti asuhan Harapan Remaja punya YKM kita punya program bantuan beasiswa untuk mahasiswa. 7-8 anak sudah S1. Kita usahakan kita bantu. Meskipun tidak semua pembiayaan seperti waktu di panti. Kalau di panti 100 persen dibiayai. Kita bantu biaya kuliah dan transportnya. Mahasiswanya sekarang ini sudah ada 17-18 dibantu,” terang Endang.


Hal tersebut merupakan bagian dari upaya YKMNU untuk mengentaskan anak dari yang semula tidak ada harapan, menjadi orang yang penuh dengan cita. Bagi Endang, anak yang di panti memang bermasalah, entah dari sisi ekonomi, keluarga, ataupun lainnnya. Namun, hal tersebut bukan berarti tidak bisa diselesaikan.


“Kebahagiaan kepuasan tidak bisa dinilai dengan uang. Meskipun kelihatannya lelah. Tapi kepuasan diberikan Allah menjadikan kita lebih bersyukur diberikan kesempatan untuk berbuat sedikit untuk bisa mengurusi itu,” katanya.


Panti Asuhan Harapan Remaja didirikan karena keprihatinan terhadap berkembangnya masalah sosial yang menimpa anak dan remaja pada masa itu dengan maraknya penggunaan obat terlarang dan narkoba. Selain itu, NU secara organisasi juga belum memiliki panti asuhan di masa itu sehingga inisiasi ini menjadi terobosan di masanya.


Pewarta: Syakir NF
Editor: Kendi Setiawan