Nasional

Pancasila dan Islam Sudah Sejalan, Tak Relevan Dibenturkan

Jum, 4 Juni 2021 | 17:00 WIB

Pancasila dan Islam Sudah Sejalan, Tak Relevan Dibenturkan

Wakil Ketua Lembaga Bahtsul Masail Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LBM PBNU) KH Abdul Moqsith Ghazali. (Foto: NU Online/Rozali)

Jakarta, NU Online
Wakil Ketua Lembaga Bahtsul Masail Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LBM PBNU) KH Abdul Moqsith Ghazali mengingatkan masyarakat bahwa perdebatan mengenai relevansi atau kesesuaian Pancasila dengan Agama Islam sudah pernah dibahas oleh para ulama. Pembahasan tersebut menghasilkan keputusan bahwa nilai dalam Pancasila sesuai dengan nilai dalam Agama Islam.


Keputusan tersebut dibahas oleh para ulama terkemuka di Indonesia dalam salah satu forum tertinggi ulama bernama Musyawarah Nasional Alim Ulama Nahdlatul Ulama pada tahun 1938. Oleh karena itu menurut dia, upaya mempertentangkan nilai Pancasila dan Agama Islam tidak lagi relevan.


“Jadi jangan dipertentangkan atau diperdebatkan lagi relevan atau tidaknya. Sudah dijelaskan di Munas Alim Ulama NU tahun 1983 lalu yang melahirkan deklarasi tentang hubungan Pancasila dengan Islam. Dalam deklarasi itu dijelaskan bahwa penerimaan dan pengamalan Pancasila merupakan perwujudan dari upaya umat Islam di Indonesia untuk menjalankan syariat agamanya,” katanya di Jakarta, Jumat (4/6)


Banyaknya kelompok yang kembali mempertanyakan kesesuaian antara kedua nilai ini menurutnya melahirkan persoalan tersendiri di dalam masyarakat Islam. Sebab, sering kali masyarakat Islam diletakkan pada posisi harus memilih antara kedua nilai tersebut, misalnya melalui narasi bahwa Agama Islam ciptaan Allah sementara Pancasila buatan manusia.


“Kelompok tersebut getol mengampanyekan bahwa Pancasila adalah buatan manusia sehingga disebut sebagai produk kafir dan lain sebagainya. Padahal bagi umat Islam, Pancasila adalah perasan dari ajaran Islam. Oleh karena itu tidak ada sila-sila dalam Pancasila ini yang bertentangan dengan nilai-nilai ajaran Islam,” katanya.


Oleh karena itu menurutnya, di tengah maraknya upaya-upaya membenturkan antara dua nilai ini, peran tokoh agama sangat diperlukan. Para ulama diminta untuk menjelaskan kompatibilitas atau kesesuaian dua nilai tersebut.


“Tokoh agama ini memiliki peran yang besar dalam pengarusutamaan kompatibilitas Pancasila dan ajaran agama. Karena merekalah yang sehari-harinya bertemu langsung dengan masyarakat sehingga harus bisa mengampanyekan Pancasila tidak bertentangan dengan ajaran agama,” ujar Ketua Komisi Kerukunan Antar Umat Beragama Majelis Ulama Indonesia (MUI) ini.


Pewarta: Ahmad Rozali
Editor: Muhammad Faizin