Nasional

Pameran Lukisan Gus Mus, Mulai Berbahan Kopi sampai Kerak Tembakau

Sen, 13 Maret 2023 | 11:30 WIB

Pameran Lukisan Gus Mus, Mulai Berbahan Kopi sampai Kerak Tembakau

Pemotongan pita oleh Gus Mus didampingi Alissa Wahid dan beberapa tokoh yang lain menandai dibukanya Pameran seni rupa karya Gus Mus bertajuk "Lanskap Gus Mus" di OHD Museum Magelang, Jawa Tengah digelar mulai 11 Maret 2023. (Foto: Kemenag)

Jakarta, NU Online 
Pameran seni rupa karya KH A Mustofa Bisri (Gus Mus) bertajuk "Lanskap Gus Mus" di OHD Museum Magelang, Jawa Tengah digelar mulai 11 Maret 2023. Pameran seni ini menyajikan 128 lukisan karya Gus Mus yang dibuat dari  beragam material di antaranya kopi, kerak tembakau, cat minyak, akrilik, dan tinta. 


Karya seni lukisan artistik Mustasyar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) ini ditampilkan dalam bentuk kaligrafi, sosok, dan abstrak. Saat hadir pada acara tersebut, Gus Mus menunjukkan karya yang menurutnya paling mahal. Sebuah lukisan abstrak dengan dasar warna hijau dan tinta kuning emas.


“Ini yang paling mahal. Ini satu miliar. Kalau ada yang mau beli,” katanya sambil menunjuk sebuah lukisan dengan bingkai kuning emas disambut tawa yang hadir di antaranya Founder Gusdurian Alissa Wahid, Istri Menteri Agama Eny Retno Yaqut, Rektor UIN Walisongo Semarang Imam Taufiq, dan Rektor UIN Sunan Kalijaga Al Makin.


“Karena ia bukan estetikanya saja. Tapi juga mengandung jimat,” ungkapnya disambut tawa kembali oleh beberapa seniman yang juga hadir seperti pelukis Nasirun dan seniman Butet kartaredjasa.


Sementara Alissa Wahid menilai bahwa karya-karya lukisan dan kaligrafi Gus Mus merupakan pertemuan antara dimensi spiritual agama dan keindahan seni. 


"Akhir-akhir ini kita tahu ayat-ayat Tuhan sering disajikan dengan watak yang keras. Tapi Gus Mus menyajikan ayat-ayat Tuhan itu dengan keindahan. Keindahan itu yang masuk ke kita dan membuat kita bisa melihat rahmat Tuhan melalui ayat-ayat-Nya," ujar Alissa Wahid dikutip dari laman Kemenag.


"Setelah kita disuguhi pameran kekerasan, kekuasaan, dan kekayaan yang terjadi di negeri ini, pameran yang seperti ini (Lanskap Gus Mus) yang bisa menghidupkan kita sebagai bangsa Indonesia yang punya keluhuran budi," imbuhnya.


Pada kesempatan tersebut, Korator Suwarno Wisetrotomo mengungkapkan dua alasan digelarnya pameran tersebut. "Pertama, sosok Gus Mus itu sendiri adalah sebuah bentang yang luas. Kita semua, saya khususnya memandang Gus Mus adalah panorama yang berlapis–lapis. Dia terus menunjukkan kehadirannya dengan segenap keteguhannya," terangnya.


"Kedua, inilah cara Gus Mus memandang lanskap yang ada di sekitarnya melalui karya-karya yang merdeka. Dengan segenap kemerdekaannya itu maka Gus Mus adalah penjelajah," lanjutnya.


Menurut Suwarno, karya-karya dalam pameran seni yang akan berakhir sampai dengan 12 Juni 2023 ini dapat dipahami sebagai metode Gus Mus untuk menyampaikan pesan bahwa seni berisikan dengan ragam persoalan, seperti spiritual, sakral, sosial, dan politik. 


Pewarta: Muhammad Faizin
Editor: Syamsul Arifin