Pameran Kolaborasi Virtual Jalur Rempah Buka Sumber Informasi Baru
NU Online · Senin, 30 Agustus 2021 | 08:30 WIB
Muhammad Syakir NF
Penulis
Jakarta, NU Online
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) bersama Fakultas Islam Nusantara Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia (Unusia) menggelar Pameran Kolaborasi Jalur Rempah dalam Simposium Internasional bertema Kosmopolitanisme Islam Nusantara: Jejak Spiritual dan Intelektual Nusantara di Jalur Rempah.
Direktur Jenderal Kebudayaan Kemendikbudristek Hilmar Farid membuka secara resmi Pameran Kolaborasi Jalur Rempah secara virtual. Menurutnya, pameran ini dilaksanakan guna menunjukkan sumber-sumber bersejarah mengenai jalur rempah.
“Kita ingin menampilkan sumber-sumber informasi peninggalan sejarah yang bisa melengkapi pengetahuan kita tentang jalur rempah,” katanya pada Senin (30/8).
Ia menjelaskan bahwa pameran ini membuka lembaran baru dalam kajian jalur rempah. Sebab selama ini, kajian mengenai jalur ini selalu berdasarkan sumber-sumber yang berasal dari Barat. Mengutip Michel Feener, ia mengatakan bahwa seolah-olah memahami sejarah sendiri harus dengan kacamata orang lain.
Karenanya, pameran ini dilaksanakan guna mengangkat peninggalan naskah-naskah kuno dan artefak Nusantara sebagai sumber informasi dan peninggalan sejarah untuk kajian Jalur Rempah.
“Ini adalah pameran yang merintis satu lembaran baru di dalam kajian kita mengenai jalur rempah,” kata pria kelahiran Bonn, Jerman, 53 tahun yang lalu itu.
Lebih jauh, ia menjelaskan bahwa pameran ini sudah dirumuskan para ahli, akademisi dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia (Unusia), sejak beberapa waktu lalu.
Meskipun belum lengkap, Hilmar berharap bahwa pameran ini dapat memberikan informasi dan studi baru mengenai Jalur Rempah.
Sementara itu, Kurator Pameran Ahmad Ginanjar Sya’ban menyampaikan bahwa pameran ini menampilkan kekayaan dan kejayaan jalur rempah masa silam melalui catatan pelancong Timur Tengah sejak abad sembilan. Dalam catatan tersebut, termaktub berbagai rempah-rempah Nusantara. “Tidak hanya teks tetapi juga benda-benda karena kita ini pamerannya kolaborasi,” katanya.
Catatan Timur Tengah tersebut jauh sebelum bangsa Eropa datang, lima abad sebelumnya. Para pelancong Timur Tengah berinteraksi, berniaga rempah, dan mencatat rempah Nusantara, termasuk pengolahan dan pendistribusiannya.
“Bagaimana barang-barang dari Nusantara itu dibawa sampai ke pasar-pasar Timur Tengah dan pasar dunia,” pungkasnya.
Pameran ini dapat disaksikan melalui tautan berikut https://pameran-jalurrempah.kemdikbud.go.id/
Pewarta: Syakir NF
Editor: Fathoni Ahmad
Terpopuler
1
Soal Tambang Nikel di Raja Ampat, Ketua PBNU: Eksploitasi SDA Hanya Memperkaya Segelintir Orang
2
Khutbah Jumat: Mempertahankan Spirit Kurban dan Haji Pasca-Idul Adha
3
Rais 'Aam dan Ketua Umum PBNU Akan Lantik JATMAN masa khidmah 2025-2030
4
Ketum PBNU Buka Suara soal Polemik Tambang di Raja Ampat, Singgung Keterlibatan Gus Fahrur
5
Khutbah Jumat: Meningkatkan Kualitas Ibadah Harian di Tengah Kesibukan
6
Khutbah Jumat: Jagalah Alam, Jangan Malah Merusaknya
Terkini
Lihat Semua