Nasional LITERASI DIGITAL

Pakai Etika  dalam Bermedsos Bagian dari Cakap Literasi Digital

Sel, 26 Juli 2022 | 17:30 WIB

Pakai Etika  dalam Bermedsos Bagian dari Cakap Literasi Digital

seminar Literasi Digital dengan tema Gen Zen Andal Cakap Literasi Digital, Selasa (26/7/2022). Seminar terselenggara atas kerja sama Kominfo, dan LP Ma'arif PBNU di BPPPMNU Grogol, Jakarta Barat.

Jakarta, NU Online

Media sosial merupakan hal yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan manusia sekarang ini. Maka dari itu untuk menciptakan ekosistem yang sehat, dan kondusif maka perlu etika dalam penggunaan media sosial


"Etika dalam menggunakan media sosial, kita harus selalu menyadari bahwa kita berinteraksi dengan manusia nyata, bukan sekedar dengan deretan karakter di layar monitor, namun dengan karakter manusia yang sesungguhnya," ujar Social Media Specialist, Wachid Ervanto saat mengisi seminar Literasi Digital dengan tema Gen Zen Andal Cakap Literasi Digital, Selasa (26/7/2022). Seminar terselenggara atas kerja sama Kominfo, dan LP Ma'arif PBNU di BPPPMNU Grogol, Jakarta Barat.


Maka dari itu etika dalam penggunaan media sosial harus dengan kesadaran, tujuan, tanggung jawab,dan kemauan menanggung konsekuensi.


"Konsekuensi teman-teman yang punya akun media sosial itu harus tahu konsekuensinya, apa yang teman-teman akan dapat ketika teman-teman melakukan sesuatu di ruang media. Kalau yang dilakukan baik, maka akan menjadi hal yang baik. Kalau yang dilakukan buruk, maka berdampak buruk," paparnya.


Kemudian etika dalam penggunaan media sosial harus mengutamakan kebajikan, hal yang kebermanfaatan, kemanusiaan, dan kebaikan. Lebih lanjut ia mengingatkan bahwa sekarang ini ada yang namanya undang-undang ITE, maka harus lebih berhati-hati dalam bermedia sosial.


"Jangan sampai kita melanggar kesusilaan, kemudian jangan sampai melakukan pencemaran, apa lagi penghinaan terhadap nama baik. Jangan sampai melakukan pengancaman, penyebaran berita bohong, maupun penyebaran kebencian." jelasnya.


Lalu dalam bermedia sosial juga jangan sampai melakukan perundungan atau cyber bullying, yaitu tindakan agresif dari seseorang atau sekelompok orang terhadap orang lain secara fisik maupun mental dengan menggunakan media digital.


Sementara itu Kirwas Suku Dinas Pendidikan Jakart Barat menjelaskan bahwa yang namanya jejak digital tidak bisa dihapus, maka dari itu penting untuk memiliki jejak digital yang baik.


"Jejak digital tidak bisa dihapus. Untuk itu anda harus mempunyai jejak digital yang baik. Waspada terhadap kejahatan siber, anda harus hati-hati, jangan sampai menjadi korban siber. Jangan sampai meng-upload, me-repost, dan sebagainya dari hak kekayaan intelektual orang lain, itu adalah suatu kejahatan," ucapnya.


Sementara itu Pengurus LP Ma'arif PBNU, Imam Bukhori berpesan kepada para peserta yang hadir untuk tidak hanya sekedar mencari pengetahuan, tetapi juga harus mencari keterampilan.


"Untuk mencari keterampilan ini anda sudah disediakan di era teknologi digital ini semuanya sudah ada. Nah kecanggihan teknologi itu memiliki dua sisi, seperti mata pisau, bisa jadi positif, bisa jadi negatif. Tergantung kita menggunakannya untuk apa, dan bagaimana menggunakannya. Oleh karena itu cara menggunakan teknologi digital harus baik, dan untuk kebaikan," ujarnya.


Kontributor: Malik Ibnu Zaman

Editor: Fathoni Ahmad