Nasional

Pagelaran Santri Bela Negara Tumbuhkan Kreativitas Seni dan Wirausaha

Sel, 30 November 2021 | 23:30 WIB

Pagelaran Santri Bela Negara Tumbuhkan Kreativitas Seni dan Wirausaha

Suasana Pagelaran Santri Bela Negara, Selasa (30/11/2021) di Tangerang Selatan. (Foto: Arfan Efendi)

Tangerang Selatan, NU Online
Santri bukan sekadar kaum sarungan, bukan juga hanya pandai baca kitab kuning saja. Menjadi santri juga harus menjadi preuner-preuner unggul. Mempunyai mental siap bersaing di kancah nasional, bahkan panggung internasional.

 

Hal tersebut disampaikan Ketua Lembaga Bina Kreativitas Nusantara, Muhammad Holis Satriawan kepada NU Online pada saat Pagelaran Santri Bela Negara yang digelar di Bengkel Kreatif Hello Indonesia, Sawah Baru, Ciputat, Tangerang Selatan pada Selasa (30/11/2021) malam.

 

Gus Holis, sapa akrabnya, menyampaikan melalui pagelaran tersebut juga menjadi menjadi ajang silaturahim dan mengenalkan program ekonomi kreatif yang dijalani para santri. Ia bertekad, menjadikan Bengkel Hello Indonesia menjadi sebuah wadah dan laboratorium untuk membina kreativitas santri.

 

"Salah satu cara untuk mengurangi angka pengangguran adalah menciptakan pengusaha baru. Dan karakter itu harus dipunyai oleh santri masa kini," ujar Gus Holis.

 

Lebih lanjut, Gus Holis mengungkapkan, salah satu cara melawan radikalisme adalah mengembangkan ekonomi kreatif. Banyak cara dan pilihan bisa dilakukan dalam hal itu, salah satunya melawan dengan seni.

 

"Apabila kita bisa melatih santri dengan fokus satu keterampilan saja, insyaallah akan menjadi pengusaha. Membangun satu kreativitas sama seperti menciptakan sejuta kemungkinan dalam kebaikan," ungkapnya.

 

Gus Holis menambahkkan Pagelaran Santri Bela Negara ini, mulanya diadakan setiap pertengahan tahun. Terhalang pandemi pada 2021, acara baru dilaksanakan akhir tahun. Pagelaran digelar bertujuan merajut tali silaturahim, karena tak hanya pejabat yang diundang, namun juga tokoh lintas agama, budayawan dan santri.

 

Pagelaran juga menampilkan kreasi tarian budaya, seni bela diri, menjajakan jajanan lokal, dan juga menjual hasil buah tangan kreatif. 

 

"Tujuannya menciptakan preuner-preuner, khususnya santri, karena tidak hanya menjadi tulang punggung penangkal radikalisme. Namun juga menciptakan lapangan kerja, menularkan ilmu kreativitasnya, yang didukung oleh ketakwaannya saat belajar di pesantren," tegasnya.

 

Pihaknya berharap, anak-anak santri bisa lebih semangat. "Tidak boleh kendor jangan malas menjadi diri sendiri untuk menciptakan masa depan yang cemerlang," tegasnya.

 

Kontributor: Arfan Efendi
Editor: Kendi Setiawan