Nasional

Industri E-Commerce Berkembang Pesat di Tengah Pandemi

Sen, 25 Oktober 2021 | 12:00 WIB

Industri E-Commerce Berkembang Pesat di Tengah Pandemi

Ghofur Mustaqim, Co-Founder Social Commerce Evermos

Jakarta, NU Online
Pandemi Virus Corona telah mengubah pola perilaku masyarakat dalam aktivitas jual beli. Masyarakat yang selama ini lebih banyak melakukan transaksi perdagangan secara langsung, kini beralih secara online melalui e-commerce.


Kondisi ini dimanfaatkan dengan baik oleh Ghufron Mustaqim, untuk turut membuat social commerce yang diberi nama Evermos. Ia mengklaim Evermos tidak hanya memberikan keuntungan tapi juga kemudahan. Hal ini ditunjukkan dengan kemudahan penggunaan Evermos karena tersedia dalam platform website serta aplikasi mobile yang bisa diakses baik dari PC maupun handphone.


Bahkan, dalam keinginannya mentaati bisnis syariah (Syariah Compliance), Evermos kini menjadi satu-satunya social-commerce yang memiliki Dewan Pengawas Syariah (DPS). Evermos dapat diakses melalui laman evermos.com/home atau dapat diunduh secara gratis melalui Google Play Store.


“Sehingga baik Reseller Dropship maupun konsumen bisa melakukan transaksi dengan sangat mudah. Selain itu Komunitas Reseller Dropship yang saling menguatkan dan saling memotivasi memberikan informasi terkait produk jualan yang paling laku,” terang Co-Founder Social Commerce Evermos itu, Senin (25/10).


Dijelaskan, setiap individu dapat mendaftar untuk menjadi Reseller Evermos dan menjual lebih dari 500 produk lokal dari brand Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) yang sudah dikurasi dengan kualitas terbaik dan halal. Salah satu brand yang tersedia di Evermos adalah She Lemon, yang menyediakan minuman sari Lemon.


Usaha tersebut, bebernya, dimiliki oleh Pesantren Permata, sebuah pesantren khusus para penghafal Qur’an yang tidak memungut biaya kepada para santrinya. Produk She Lemon diproduksi sendiri oleh karyawan, para santri dan juga masyarakat sekitar di lingkungan Pesantren. Kini setelah bekerja sama dengan Evermos, She Lemon dapat bersaing di kancah nasional dan memperluas pemasaran hingga ke luar negeri.


“Puncaknya adalah ketika bisnis pesantren ini berhasil mencetak Gross Merchandise Value (GMV) senilai Rp400 juta dalam waktu 7 bulan (Januari-Juli 2020),” jelas Ghofur.


Melalui bisnis She Lemon, pesantren ini mencoba untuk mengaplikasikan suri tauladan Rasululllah saw untuk jadi pengusaha yang sukses dan jujur. Selain itu, dapat juga membantu perekonomian internal pesantren, dan memakmurkan ekonomi masyarakat sekitar pesantren. Hal ini, lanjut dia, membuktikan bahwa bisnis pesantren menjadi peluang yang menjanjikan.


“Hingga saat ini Evermos tercatat telah memberikan akses dan kesempatan ke lebih dari 100.000 Reseller yang tersebar di seluruh Indonesia. Melalui platform Evermos, Reseller dapat fokus berjualan produk lokal ke konsumen via WhatsApp, media sosial maupun marketplace,” beber alumnus salah satu Pesantren di Yogyakarta itu.


Sementara itu Evermos yang mengelola dan menyediakan inventori, logistik, customer support, materi promosi serta dukungan teknologi untuk para Reseller. Salah satu Reseller Evermos yang juga aktif mengelola Taman Pendidikan Al Qur’an (TPA) sekaligus Pendiri Madrasah Diniyah Sakura, Sapti Salwa berharap lewat kerjasama dengan menjadi Reseller Evermos dapat menjembatani keinginannya membangun lembaga pesantren.


“Setiap transaksi yang dihasilkan ada energi dari infak yang diberikan kepada anak-anak TPA. Harapannya berbisnis dengan Evermos adalah untuk mewujudkan cita-cita saya membangun sebuah pesantren,” terang Sapti yang juga aktif sebagai Koordinator Reseller Evermos itu.


Kontributor: Syifa Arrahmah
Editor: Muhammad Faizin