P2G Harap Kebijakan Kembalinya Penjurusan bagi Siswa SMA Tak Diterapkan Secara Terburu-buru
NU Online · Sabtu, 26 April 2025 | 15:00 WIB
Joko Susanto
Kontributor
Jakarta, NU Online
Kepala Bidang Advokasi Perhimpunan Pendidikan dan Guru (P2G) Iman Zanatul Haeri menuturkan bahwa perubahan kebijakan kurikulum harus bertahap dan tidak secara mendadak, karena bisa mengakibatkan beragam persoalan di tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) yang akan kembali diberlakukan mulai tahun ajaran baru 2025.
"Menurut kami termasuk juga kurikulum minimal bisa dievaluasi setelah tahun ke-6. Kami menilai (kembalinya) penjurusan (bagi siswa SMA) sangat terburu-buru. Kami harap ada masukan dari stakeholder tidak langsung diterapkan di tahun ajaran baru," kata Iman Kepada NU Online, Sabtu (26/4/2025).
Ia juga berharap, kebijakan kembalinya penjurusan bagi siswa SMA ini tidak langsung diterapkan secara terburu-buru pada tahun ajaran baru, karena dikhawatirkan akan menimbulkan permasalahan.
Diketahui, pemerintah akan mengembalikan penjurusan di jenjang pendidikan SMA yang diikuti dengan ujian untuk mengukur kemampuan siswa secara objektif.
Di bawah Kurikulum Merdeka, sistem penjurusan dihapuskan dengan alasan untuk memberikan keleluasaan siswa memilih mata pelajaran sesuai minat dan bakat tanpa terikat jalur akademik tertentu
Namun menurut Abdul Mu'ti, Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), sistem penjurusan justru akan memfasilitasi pelaksanaan Tes Kemampuan Akademik (TKA) yang mulai diuji coba pada siswa kelas 12 mulai November 2025.
TKA ini akan berbasis mata pelajaran dan mencakup Bahasa Indonesia, Matematika, serta mata pelajaran khusus sesuai jurusan, seperti Fisika untuk jurusan IPA atau Ekonomi untuk jurusan IPS.
Kembalinya jurusan IPA, IPS, dan Bahasa diharapkan dapat memberikan arah yang lebih jelas bagi siswa dalam mempersiapkan jenjang pendidikan berikutnya.
Selain itu, guru juga akan memiliki kerangka yang lebih fokus dalam menyampaikan materi sesuai kebutuhan kompetensi akademik masing-masing jurusan.
Rencana ini masih dalam tahap finalisasi, dan pihak Kemendikdasmen akan segera menyosialisasikan kurikulum baru kepada sekolah-sekolah di seluruh Indonesia menjelang tahun ajaran baru.
Terpopuler
1
Soal Tambang Nikel di Raja Ampat, Ketua PBNU: Eksploitasi SDA Hanya Memperkaya Segelintir Orang
2
Khutbah Jumat: Mempertahankan Spirit Kurban dan Haji Pasca-Idul Adha
3
Rais 'Aam dan Ketua Umum PBNU Akan Lantik JATMAN masa khidmah 2025-2030
4
Khutbah Jumat: Meningkatkan Kualitas Ibadah Harian di Tengah Kesibukan
5
Jamaah Haji yang Sakit Boleh Ajukan Pulang Lebih Awal ke Tanah Air
6
Ketum PBNU Buka Suara soal Polemik Tambang di Raja Ampat, Singgung Keterlibatan Gus Fahrur
Terkini
Lihat Semua