Surabaya, NU Online
Menanggapi aksi terorisme di beberapa titik di Surabaya dan Sidoarjo, Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur mengimbau nahdliyin dan masyarakat tetap tenang. Selanjutnya tetap mempercayakan semua proses penanganan terorisme kepada kepolisian.
Hal tersebut disampaikan Ketua PWNU Jatim, KH Mutawakkil Alallah kepada sejumlah insan media, Senin (14/5). Pernyataan disampaikan sebelum menuju ke tiga lokasi gereja di Surabaya yang menjadi sasaran aksi terorisme, Ahad kemarin.
Lebih lanjut Kiai Mutawakkil meminta kepada kepengurusan NU di semua tingkatan bisa bekerjasama dengam kepolisian di tingkatan masing-masing dan berkoordinasi dengan kepengurusan NU di atasnya. "Yang di kepengurusan ranting dan MWC berkoordinasi dengan Polsek dan PCNU, begitu seterusnya. Terus ciptakan ketenangan dan teruslah beraktifitas secara normal. Apalagi sebentar lagi kita masuk puasa Ramadhan, " katanya.
Pengasuh Pondok Pesantren Zainul Hasan Genggong Probolinggo ini juga mengimbau warga dan pengurus NU tidak terprovokasi informasi yang belum tentu benar, khususnya dari media sosial.
"Jangan sampai situasi dimanfaatkan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab untuk memperkeruh suasana dan menciptakan ketakutan publik,” jelasnya. Karenanya stop posting dan sharing foto maupun video yang menggambarkan suasana sadisme dan teror, lanjutnya.
Khusus kepada pemerintah dan DPR untuk segera memberikan kepastian hukum dan perangkat perundangan yang cukup agar dijadikan dasar bagi aparat keamanan menindak tegas aksi terorisme hingga ke akar-akarnya. "Sekarang sudah masuk darurat terorisme, RUU terorisme jangan diambangkan, segera sahkan," tegasnya.
Pada kesempatan yang sama, Sekretaris Jenderal PBNU H. Helmy Faishal Zaini mengutuk aksi terorisme sebagai tindakan yang tidak bisa ditolerir. Dirinya juga mengapresiasi langkah Ansor dan Banser di Jatim yang mendirikan posko siaga dan lapor terorisme.
Dengan didampingi sejumlah fungsionaris PWNU Jatim, H Helmy Faishal Zaini juga melihat secara langsung tiga gereja yang mendapat serangan bom Ahad (13/5) pagi kemarin. (Red: Ibnu Nawawi)