Nasional

NU Harus Bangkit, Kiai Ma’ruf: Kalau Tidak, Namanya Sukutul Ulama

NU Online  ·  Jumat, 22 Desember 2017 | 05:00 WIB

Lubuklinggau, NU Online
Rais ‘Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Ma’ruf Amin mengatakan, NU adalah organisasi yang mencerahkan dan melakukan perbaikan. Ada kaidah bahwa NU adalah pengawal tradisi yang baik serta mengambil sesuatu yang baru dan lebih baik (al-muhafadzatu ala qodimis shalih wal akhdzu bil jadidil aslah). 

“Tapi itu tidak cukup, maka saya tambahkan satu lagi yaitu melakukan perbaikan-perbaikan ke arah yang lebih baik,” kata Kiai Ma’ruf pada acara Tabligh Akbar di Lubuklinggau, Kamis (21/12).

Diantara perbaikan-perbaikan yang seharusnya terus dilakukan NU adalah dengan mendirikan lembaga pendidikan, kesehatan, dan ekonomi yang berbasis kepada keumatan. 

Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) itu menegaskan, NU jangan berhenti pada satu perbaikan saja, namun ia harus mencari yang terbaik secara berkelanjutan. Nahdlatul Ulama bermakna kebangkitan para ulama sehingga untuk bangkit maka perlu untuk terus bergerak ke arah yang lebih baik.   

“Karena itu, NU tidak boleh statis, tidak boleh diam. Kalau diam, bukan Nahdlatul Ulama namanya, tetapi sukutul ulama (diamnya ulama),” tegasnya.

Ia berharap, pengurus NU dari yang paling atas hingga yang paling bawah untuk terus menciptakan program dan agenda yang bermanfaat dan memperbaiki keadaan umat.

NU berdiri pada 31 Januari 1926 dan bergerak di bidang keagamaan, pendidikan, sosial, dan ekonomi. Hingga saat ini, sudah ada ribuan lembaga pendidikan, kesehatan, dan ekonomi di seluruh Indonesia yang dibangun NU. (Muchlishon Rochmat)