Nasional

NU Gunakan Dakwah Merakyat

NU Online  ·  Kamis, 7 Juni 2012 | 00:16 WIB

Jakarta, NU Online
Penyebaran Islam di Indonesia, tidak lepas dari peran Walisongo. Mereka memahami karakter masyarakat dan tradisi lokal. Pemahaman terhadap karakter dan watak masyarakat, menjadi bahan bagi Walisongo untuk memilih pendekatan dakwah terhadap masyarakat di nusantara.<>

“Tradisi masyarakat diangkat untuk Walisongo untuk menyebarkan nilai-nilai keislaman,” ungkap Dr. Zaki Mubarok, ketua LDNU (Lembaga Dakwah Nahdlatul Ulama) di sela kunjungan belasan civitas akademika dari pelbagai kampus di lt.5 Kantor PBNU Jl. Kramat Raya, Rabu (6/6) siang.

Sedikitnya 14 mahasiswi Hubungan Internasional, mengunjungi kantor PBNU. Mereka antara lain berasal dari UI, UGM, dan Universitas Lehigh Amerika Serikat. Kunjungan dimaksudkan dalam rangka mengenal lebih dekat NU. Lewat suara dari dalam NU, mereka terlihat serius mengikuti penjelasan pandangan, gerakan, dan dinamika NU.

Mereka disambut oleh sejumlah jajaran PBNU seperti Iqbal Sullam, Sekjen PBNU, Abdul Mun‘im DZ, Wasekjen PBNU,  Zaki Mubarok, Ketua Umum LDNU, dan Nurul Yaqin, Sekretaris LDNU.

Pola dakwah NU yang merakyat, meniru cara dakwah yang dirintis oleh Walisongo. Cara dakwah Walisongo begitu lentur sehingga mudah meresah di benak masyarakat. Tanpa resisitensi yang berarti, masyarakat menerima nilai-nilai luhur Islam yang dibawakan Walisongo.

Dengan kelenturan luar biasa, Walisongo menjalani kehidupan seperti keseharian masyarakat setempat. Kedekatan mereka dengan masyarakat, tidak lagi dipertanyakan. Menimbang tanpa jarak antara masyarakat dan Walisongo, keduanya membangun peradaban Nusantara dengan nafas Islam.  Tradisi masyarakat berjalan tanpa saling menegasikan satu sama lain.

Kemasan bahasa dakwah, dikemas serenyah mungkin. Sebaik apapun suatu nilai atau ajaran, agak sulit diserap oleh masyarakat umum. Karenanya, kemasan bahasa menjadi pertimbangan dalam penyampaian dakwah NU, tambah Zaki Mubarok.



Redaktur: Mukafi Niam
Penulis   : Alhafiz Kurniawan