Nasional

NU Bengkayang Perkuat Eksistensi di Daerah Perbatasan

NU Online  ·  Jumat, 21 Desember 2012 | 03:41 WIB

Bengkayang, NU Online
Terletak di perbatasan RI-Malaysia dan di tengah mayoritas Katolik dan Kristen, Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Bengkayang Provinsi Kalimantan Barat terus memperkuat eksistensi organisasi.<>

Sebagai bukti eksistensi NU di daerah perbatasan itu, PCNU Bengkayang telah membeli sebidang tanah seluas satu hektar. Tanah itu rencananya untuk membangun saran pendidikan merk NU.

“Alhamdulillah kita sudah membeli tanah. Sekarang tinggal proses sertifikasi. Kita berencana membangun sarana pendidikan di tanah itu," kata Ketua PCNU Bengkayang Eddy Irianto di kantornya, Kamis (20/12).

Dijelaskan Eddy yang juga Kepala Badan Pengelola Keuangan Pemkab Bengkayang, tanah itu dibeli terbilang murah. Berada dekat fasilitas olahraga milik Pemkab Bengkayang. Transaksi pembelian sudah selesai. Sekarang tinggal pengurusan sertikasi tanah saja.

"Tanah itu akan kita bangun sarana pendidikan. Untuk itu kami mohon bantuan PW maupun PB gimana agar di atas tanah bisa dibangunkan madrasah atau lembaga pendidikan lainnya. Terus terang kita masih sangat awam dalam hal itu," jelas Eddy.

Apabila sarana pendidikan itu terwujud, itulah sumbangan besar NU untuk Kabupaten Bengkayang di mana umat Islamnya minoritas. "Walau jumlah umat Islam kecil, kita ingin lihatkan bahwa kita juga mampu meningkatkan sumberdaya manusia Kabupaten Bengkayang," ujar Eddy.

PCNU Bengkayang terbilang baru. Walau baru tapi sudah memiliki aset berharga untuk umat. Tahun depan, Eddy menargetkan berdirinya pengurus NU tingkat kecamatan. Apabila sudah terbentuk NU seluruh kecamatan, saat itulah kekuatan NU akan terlihat.

Kabupaten Bengkayang salah satu daerah yang berbatasan dengan Malaysia. Arus perdagangan ke negeri jiran sangat deras di sana. Mayoritas penduduknya beragama Katolik dan Kristen. Sementara suku dominan adalah Dayak. Selebihnya Melayu, Tionghoa, Jawa. 


Bengkayang lahir di era reformasi. Baru dua kali ganti bupati. Terbilang muda dalam pembangunan, namun mulai gesit mengejar ketertinggalan. 




Redaktur    : A. Khoirul Anam
Kontributor: Rosadi JamaniÂ