Ngaji Istinbathul Ahkam, PBNU Siapkan Kader Bahtsul Masail Priangan Barat
NU Online · Sabtu, 11 Maret 2017 | 02:30 WIB
Lembaga Bahtsul Masail Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LBM PBNU) mengadakan pendidikan istinbathul ahkam (proses pengambilan keputusan dalam hukum Islam) di Pondok Pesantren Ar-Riyadh, Kabupaten Cianjur. Selama dua hari, Sabtu-Ahad (11-12/3), pengurus harian LBM PBNU menjelaskan teknik-teknik musyawarah, teknik menghadapi masalah, dan juga cara membuat rekomendasi ala NU.
Tampak hadir sebagai narasumber Rais Syuriyah PBNU KH Masdar F Mas’udi, Sekretaris LBM PBNU KH Sarmidi Husna, dan Wakil Ketua LBM PBNU KH Mahbub Ma’afi.
Peserta pendidikan istinbathul ahkam berjumlah sebanyak 150 orang. Peserta terdiri atas pengurus harian PCNU Bogor, PCNU Depok, PCNU Cianjur, PCNU Sukabumi, dan utusan pesantren di Priyangan Barat. Peserta terdiri atas kalangan pria dan wanita.
Menurut Sekretaris LBM PBNU Kiai Sarmidi, pendidikan ini berangkat dari keterbatasan SDM bahtsul masail yang ada sekarang ini. Sementara pesantren-pesantren yang memproduksi santri dengan kompetensi berbahtsul masail juga mulai berkurang.
“Sangat urgen untuk melakukan pelatihan istinbathul ahkam dalam bahtsul masail di PCNU ataupun pesantren-pesantren yang kegiatan bahtsul masailnya kurang maksimal,” kata Kiai Sarmidi kepada NU Online di Cianjur, Sabtu (11/3) pagi.
Pendidikan seperti ini, kata Kiai Sarmidi, merupakan upaya regenerasi dan kaderisasi pelaksanaan bahtsul masail guna menjaga eksistensi bahtsul masail. Kita juga mengakhiri pendidikan ini dengan praktik istinbathul ahkam yang mengangkat kasus kekinian.
“Pendidikan ini merupakan program utama LBM PBNU. LBM PBNU akan terus berkeliling daerah untuk menggelar pendidikan istinbathul ahkam ini,” katanya.
Kiai Sarmidi kemudian mengutip pernyataan Rais Aam PBNU KH MA Sahal Mahfudz tiga periode sejak Muktamar NU 1999 bahwa bahtsul masail adalah sebuah tradisi yang harus terus-menerus dijaga eksistensi dan kesinambungannya dari waktu ke waktu, bukan saja karena ia adalah salah satu batu asah intelektual NU, tetapi juga karena ia memegang fungsi dan peran penting sebagai media yang menciptakan, menjaga, dan memelihara kesinambungan hubungan antara wahyu yang absolut dengan realitas kehidupan yang kompleks dan riil. (Alhafiz K)
Terpopuler
1
Saat Jamaah Haji Mengambil Inisiatif Berjalan Kaki dari Muzdalifah ke Mina
2
Belasan Tahun Jadi Petugas Pemotongan Hewan Kurban, Riyadi Bagikan Tips Hadapi Sapi Galak
3
Meski Indonesia Tak Bisa Lolos Langsung, Peluang Piala Dunia Belum Pernah Sedekat Ini
4
Cerpen: Tirakat yang Gagal
5
Jamaah Haji Indonesia Diimbau Tak Buru-buru Thawaf Ifadhah, Kecuali Jamaah Kloter Awal
6
Jamaah Haji Indonesia Bersyukur Tuntaskan Fase Armuzna
Terkini
Lihat Semua