Nasional

Nahdliyin Wonosobo Harus Memakmurkan Masjid

NU Online  ·  Jumat, 10 Mei 2013 | 09:13 WIB

Wonosobo, NU Online
Potensi masjid sebagai tempat strategis perjuangkan umat Islam belum tergarap dengan baik. Untuk itu masyarakat terutama warga Nahdliyin untuk meningkatkan perhatiannya terhadap potensi serta memakmurkan masjid. 
<>
Hal itu diunggkapkan Rais Syuriyah PBNU KH Masdar Farid Mas'udi saat membuka Rapat Pimpinan Daerah Lembaga Ta'mir Masjid NU (LTMNU) Kabupaten Wonosobo di Masjid Jami’ Wonosobo baru-baru ini.

Menurut dia, masjid memiliki sejumlah keistimewaan, terutama karena kemampuannya menjadi tempat perjumpaan dan kegiatan rutin khalayak. Soal manajemen keuangan, masjid juga termasuk yang paling transparan dibanding organisasi publik lain di lingkungan Islam. 

"Sayangnya potensi yang  begitu besar bekum dioptimalkan dan dikeklola dengan baik,” tambahnya.

Bagi Masdar, masjid sangat dibutuhkan dalam upaya gerakan sosial-keagamaan. Kemakmuran masjid adalah titik tolak bagi usaha memakmurkan masyarakat. 

"Titik tolak kemakmuran bumi dimulai dari masjid. Ini yang akhir-akhir ini kurang mendapat perhatian dari kita," tuturnya.

Disebutkan pula, Nahdlatul Ulama mempunyai dua basis penting penopang perjuangannya, yaitu pesantren dan masjid. Jika pesantren menjadi basis kulturalnya, masjid merupakan basis pergerakannya. 

“Keduanya tidak bisa terpisahkan karena dalam satu rangkaian bagi warga NU,” terangnya.

Selain itu, Ia juga menyerukan kepada warga Nahdliyin untuk membentuk kepengurusan NU di tingkat anak ranting atau dusun berbasis masjid. Menurut Masdar, usaha itu mudah dilakukan dengan memanfaatkan potensi yang sudah tersedia di masjid-masjid NU. Pemilihan pengurus bisa mengacu pada susunan dewan kemakmuran masjid yang sudah terbentuk. 

"Imam masjidnya di-syuriyahkan. Ketua harian yang suka ke sana ke mari di-tanfidziyahkan," usulnya ditengah-tengah para pengurus NU Wonosobo.

Dalam hal ini, demikian Masdar, Pengurus Cabang dan Majelis Wakil Cabang NU dituntut aktif. Pembentukan kepengurusan di tingkat dukuh ini juga meliputi lembaga/lajnah dan badan otonom NU, seperti IPNU, IPPNU, Muslimat NU, Fatayat NU, dan GP Ansor. 

"MWC saja yang meng-SK-kan (memberi surat keputusan atau melantik,). Tidak usah jauh-jauh," terangnya.

Sementara itu, Ketua PCNU Wonosobo Arifin Shidiq menjelaskan, dengan adanya struktur NU di tingkat masjid, NU secara mudah dapat memberdayakan umatnya. Langkah ini juga termasuk usaha pembentengan diri dari penguasaan masjid oleh sejumlah kelompok berpaham ekstrem. 

“Masing-masing LTMNU MMC ditugasi untuk adakan pelatihan di tingkat ranting. Dan pada intinya jadikan masjid sebagai basis kegiatan Ibadah, jam’iyah muamalah,” terangnya.

Redaktur    : Mukafi Niam
Kontributor: Fathul Jamil