Nabi Muhammad, Al-Qur’an, dan Puasa Jadi Syafaat Umat Islam
NU Online · Senin, 13 Juni 2016 | 20:01 WIB
Mustasyar PBNU KH.Sya'roni Ahmadi mengawali pengajian bulan Ramadhan di Masjid Menara Kudus, Ahad Fajar (12/6) lalu. Pada hari kedua, Senin (13/6), kiai kharismatik ini melanjutkan mengkaji kitab Tafsir Al-Qur'an surat Al-Baqoroh ayat 122-125..
Pada kesempatan itu, KH Sya'roni menerangkan tentang syafaat bagi umat Islam. Diterangkan, pengertian syafaat adalan meminta pertolongan kebaikan kepada orang lain untuk orang lain pula.
"Memahami bab syafaat sangat rumit sekali sehingga perlu penjelasan yang luas.Kadang-kadang disebut syafaat itu ada, kadang-kadang pula tidak ada. Keterangannya sama-sama dari Al-Qur'an," kata kiai yang biasa disapa Mbah Sya'roni dengan bahasa Jawa.
Ia menjelaskan syafaat bagi umat Islam akan ada di dunia dan di akhirat nanti. Sementara bagi orang kafir, hanya didapat di dunia tetapi di akhirat tidak mendapatkannya.
"Ayat-ayat Al-Qur'an yang menyebut tidak ada syafaat itu keterangan dikhususkan bagi orang kafir yang di akhirat tidak mendapatkannya.Bahkan di hari kiamat, orang kafir pada ngomong sambil menangis, misal dikembalikan lagi hidup di dunia mereka akan memilih menjadi Islam. Karena mereks melihat umat islam bisa saling memberi pertolongan," urai Mbah Sya'roni.
Di antara yang bisa memberi syafaat orang Islam di hari kiamat nanti, lanjut mbah Sya'roni, adalah Kanjeng Nabi, Al-Qur'an dan puasa. Diuraikan, Nabi Muhammad menjadi salah satu nabi yang memiliki doa mustajab yang akan digunakan untuk menolong memberikan syafaat secara merata bagi umatnya yang tidak musyrik pada hari akhir nanti.
"Semua umat Islam yang tidak musyrik akan menerima syafaat kanjeng Nabi. Karenanya, ulama sepuh dulu sering mengucapkan syi’iran ‘huwal habibul ladzi turja syafaatahu..' tujuannya untuk mengharap syafaatnya Nabi," imbuh Mbah Sya'roni.
Dijelaskan pula, puasa dan Al-Qur'an akan menjelma menjadi makhluk besar gagah dan ganteng yang akan memberi syafaat kepada umat Islam. "Ketika mau memberi syafaat, kedua makhluk itu (jelmaan puasa dan Qur'an) meminta izin kepada Allah, dan Allah mengizini.
"Puasa dan Qur'an bilang Gusti orang ini selalu puasa menahan lapar, mengekang hawa nafsunya dan selalu membaca alqur'an tiap malam, bolehkah sya memberi syafaat orang ini? Allah menjawab ya silahkan," tutur mbah Sya'roni seraya mengutip keterangan hadits Nabi.
Sementara pada pengajian perdana, Ahad (12/6), mbah Sya'roni mengingatkan kebahagiaan orang puasa. Dijelaskan, setiap orang puasa akan meraih kebahagiaan dalam berpuasa yakni waktu berbuka puasa dan saat bertemu rabbi-nya.
Pengajian Tafsir Al-Qur’an yang diasuh Mbah Sya'roni berlangsung setiap hari selepas subuh selama bulan Ramadhan. Ribuan jamaah dari berbagai daerah Kudus dan sekitarnya memadati ruangan dan pelataran masjid Menara Kudus.(Qomarul Adib/Abdullah Alawi)
Terpopuler
1
Mulai Agustus, PBNU dan BGN Realisasikan Program MBG di Pesantren
2
Mendaki Puncak Jabal Nur, Napak Tilas Kanjeng Nabi di Gua Hira
3
40 Hari Wafat Gus Alam, KH Said Aqil Siroj: Pesantren Harus Tetap Hidup!
4
Waktu Terbaik untuk Resepsi Pernikahan menurut Islam
5
Zaman Kegaduhan, Rais Aam PBNU Ingatkan Umat Islam Ikuti Ulama yang Istiqamah
6
PBNU Tata Ulang Aset Nahdlatul Ulama Mulai dari Sekolah, Rumah Sakit, hingga Saham
Terkini
Lihat Semua