Nasional

Muslimat NU Tingkatkan Penghayatan Aswaja

NU Online  ·  Jumat, 1 Juni 2012 | 13:41 WIB

Jakarta, NU Online
Menimbang perubahan zaman, tuntutan untuk Muslimat NU bertambah. Dinamisasi gerakan organisasi menjadi suatu keniscayaan. Tiap zaman memiliki tantangan dan strateginya sendiri. Tanpa mengubah strategi, persoalan yang dihadapi sulit teratasi.<>

“Karenanya kami hadir di sini dalam rangka memperkuat basis internal,” ungkap Nikmah, pengurus PC Muslimat Bogor kepada NU Online dalam acara ‘Orientasi Kepemimpinan Sebagai Upaya Peningkatan Profesionalisme dan Kualitas Pengabdian’ di Asrama Haji Pendok Gede, Jakarta Timur, Kamis (31/5) malam.

Dengan komitmen pada Aswaja dan kebangsaan, Muslimat NU menyadari persoalan dan ancaman yang semakin banyak. Rongrongan terhadap bangsa, masuk ke pelbagai bidang; politik, sosial, ekonomi, budaya, termasuk pendidikan.

Dalam Diklat selama 4 hari ini dari 30 Mei sampai 2 Juni 2012 , para peserta dibekali dengan penanaman komitmen dasar organisasi; paham aswaja dan kebangsaan. Pembekalan sejumlah materi dalam diklat, dapat menjadi acuan praktik gerakan Muslimat NU di lapangan sosial, menurut Nikmah.

Diklat ini diikuti oleh sedikitnya 179 peserta. Mereka umumnya sejumlah pengurus Muslimat NU di pelbagai wilayah di Indonesia. Mereka tampak antusias mengikuti program-program dalam diklat. Generasi tua dan generasi muda Muslimat NU bersinergi dalam mengikuti arahan-arahan para pemateri. Dengan semangat tinggi, mereka menghidupkan diskusi  dengan tanya-jawab.

Dengan memperkuat dasar ke-NUan, aswaja, dan manajemen organisasi, pengurus Muslimat NU tidak mudah goyah oleh hempasan-hempasan gerakan ektrem. Penanaman pemahaman, semakin menambah penghayatan pengurus terhadap komitmen haluan organisasi. Penghayatan terhadap komitmen, bermuara pada standar kualitas kader.

Para peserta umumnya adalah kaum ibu. Sekurangnya mereka dapat mengawal bidang keagamaan dan  kebangsaan pada lini terkecil; keluarga. Anak dan suami mereka, dapat terarah melalui bimbingan yang jelas. Pada lini yang agak luas, mereka dapat membimbing kaum ibu. Posisi mereka cukup strategis karena para peserta umumnya adalah ustazah di daerahnya masing-masing, tandas Nikmah.



Redaktur: Mukafi Niam
Penulis    : Alhafiz Kurniawan