Jakarta, NU Online
Dahulu majelis taklim hanya wadah kaum ibu menimba pelajaran agama. Sebagai oleh-oleh untuk keluarganya, mereka membawa pulang pelajaran agama dan petuah kehidupan. Pelajaran tersebut sudah lebih dari cukup sebagai pedoman hidup sekeluarga.
<>
Sekarang, segmentasi peran dan tantangan kaum ibu semakin beragam. Karenanya, kaum ibu juga dituntut untuk mengambil peran-peran tersebut. Kecuali wadah silaturahmi dan tempat menggali ilmu agama, majelis taklim lalu mengambil sejumlah fungsi lain.
“Majelis taklim punya peran strategis dalam pencerahan spiritualitas dan pemberdayaan perempuan,” kata Hizbiyah Rochim, Ketua PW Muslimat NU DKI dalam pidato sambutan Harlah ke-66 Muslimat NU di Istora Senayan, Selasa (20/6).
Majelis taklim dirasa efektif untuk membangun kesadaran mental dan peningkatan kualitas jamaah. Secara massif dan rutin, majelis taklim dapat mempertemukan kaum ibu. Dari perjumpaan ini, pelbagai ide kreatif dan gerakkan positif untuk jamaah dan masyarakat dapat terwujud.
Dengan berbagai aktifitas dan sumbangsih, Muslimat NU makin dikenal dan dicintai oleh jamaahnya. Muslimat NU dikenal bukan hanya karena usianya yang semakin dewasa, tetapi karena fungsi dan manfaatnya semakin dirasakan, paparnya di hadapan sedikitnya 14.000 kader Muslimat NU.
Program konstruktif Muslimat NU di tengah masyarakat, menjadi substansi persoalan. Lewat pemberdayaan pelbagai bidang dan jejaring majelis taklim, kehadiran Muslimat NU memberikan warna di tengah pergerakan perempuan pada khususnya. Melalui kontribusi nyata seperti koperasi, Muslimat NU sanggup menghadapi dan mengatasi tantangan zamannya.
Sejumlah spanduk Muslimat NU yang tergantung di tribun Istora Senayan, menyemarakkan suasana peringatan harlah. Sementara podium terletak di panggung dengan kekuatan lampu sorot kian kemari. Lampu dengan beberapa warna, hidup dan mati bergantian sesuai kebutuhan acara. Profesionalitas penata lampu ruangan, menambah khidmat hadirin menyimak para pembicara.
Redaktur: Mukafi Niam
Penulis : Alhafiz Kurniawan
Terpopuler
1
40 Hari Wafat Gus Alam, KH Said Aqil Siroj: Pesantren Harus Tetap Hidup!
2
Mendaki Puncak Jabal Nur, Napak Tilas Kanjeng Nabi di Gua Hira
3
Waktu Terbaik untuk Resepsi Pernikahan menurut Islam
4
Mulai Agustus, PBNU dan BGN Realisasikan Program MBG di Pesantren
5
Terima Dubes Afghanistan, PBNU Siap Beri Beasiswa bagi Mahasiswa yang Ingin Studi di Indonesia
6
Eskalasi Konflik Iran-Israel, Saling Serang Titik Vital di Berbagai Wilayah
Terkini
Lihat Semua