Jakarta, NU Online
Sebanyak 175 peserta dari berbagai daerah mengikuti orientasi kepemimpinan ormas perempuan Islam yang diselenggarakan Pimpinan Pusat Muslimat NU, di Asrama Haji, Pondok Gede, Jakarta, 30 Mei-2 Juni. Kegiatan ini dibuka Dirjen Bimas Islam Kementerian Agama RI.<>
Ketua Umum Muslimat NU, Khofifah Indar Parawansa mengatakan, untuk mengemban tugas organisasi dan menjalankan program rencana strategis yang harus dicapai, diperlukan peningkatan kapasitas SDM untuk menunjang kinerja pengurus Muslimat.
“Orientasi kepemimpinan ormas perempuan Islam bagi pengurus Muslimat ini merupakan konsep training yang efektif dalam upaya peningkatan kapasitas dan profesionalitas pengurus organisasi Muslimat,” kata Khofifah, di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta, Kamis (31/5).
Menurutnya, peningkatan kapasitas SDM dilakukan dengan pembekalan keahlian dan pengembangan profesionalitas diri yang harus dimiliki setiap individu dalam menjalankan pengelolaan organisasi.
“Peningkatan kapasitas yang sangat penting untuk diberikan, salah satunya adalah pendalaman faham ahlusunnah wal jamaah atau Aswaja,” jelas mantan Menteri Pemberdayaan Perempuan era Gus Dur ini.
Lebih lanjut, dengan orientasi tersebut, Khofifah berharap kaum perempuan NU dapat memahami nilai-nilai Aswaja sebagai tuntunan dalam sikap hidup. Selain itu, katanya, faham Aswaja diharapkan dapat direfleksikan sebagai cara pandang Islam di tengah kehidupan berbangsa dan bernegara untuk mengawal Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
“Melalui prinsip al-adl, tasamuh, tawasuth, dan tawazun, faham Aswaja dapat dipahami sebagai cara pandang keagamaan yang ramah terhadap kemajemukan bangsa,” katanya.
Dikatakannya, selain peserta dari daerah, orientasi kepemimpian ini juga diikuti oleh seluruh pengurus PP Muslimat guna mengkonsolidasikan seluruh potensi, minat dan kekuatan, baik dari pengurus generasi senior maupun yang muda.
“Karena mereka pernah menghadapi era yang berbeda, sehingga beda pula tuntutan, tantangan, tujuan arah dan lain-lainnya. Muslimat juga perlu menyatukan visi dalam satu kesepahaman untuk meraih tujuan bersama,” katanya.
Dengan orientasi ini pula, kata Khofifah, pengurus Muslimat diharapkan memiliki kemampuan leadership yang memadai, memahami nilai identitas, nilai tradisi kekhasan, keunggulan dan standing potition Muslimat NU sebagai salah satu ormas perempuan Islam.
“Sehingga rasa percaya diri, siap menghadapi segala tantangan dan dinamika baru, mampu menjalin kerjasama dengan berbagai pihak dengan tetap menjaga tata nilai, tradisi, dan identitas diri dalam rangka menjaga marwah dan martabat bangsa yang menjunjung tinggi nilai-nilai agama,” pungkasnya.
Redaktur: Mukafi Niam
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Mempertahankan Spirit Kurban dan Haji Pasca-Idul Adha
2
Ketum PBNU Buka Suara soal Polemik Tambang di Raja Ampat, Singgung Keterlibatan Gus Fahrur
3
Jamaah Haji yang Sakit Boleh Ajukan Pulang Lebih Awal ke Tanah Air
4
Rais 'Aam dan Ketua Umum PBNU Akan Lantik JATMAN masa khidmah 2025-2030
5
Khutbah Jumat: Meningkatkan Kualitas Ibadah Harian di Tengah Kesibukan
6
Khutbah Jumat: Menyatukan Hati, Membangun Kerukunan Keluarga Menuju Hidup Bahagia
Terkini
Lihat Semua