Nasional

Muslim di New Zealand Mayoritas dari India

NU Online  ·  Ahad, 11 November 2018 | 13:30 WIB

Muslim di New Zealand Mayoritas dari India

Diskusi Islam Nusantara di Tangsel

Tangerang Selatan, NU Online
Predikat negara paling islami bagi New Zealand agaknya kurang komplit jika tidak menelusuri jejak-jejak  sejarah masuknya Islam di negara tersebut.

Secara historis Islam masuk di New Zealand  pada tahun 1874, namun sejarah yang paling awal menyebutkan bahwa pada tahun 1850 sudah ada keluarga muslim yang  tinggal di sana. 

“Saya membuka-buka data yang menceritakan kedatangan muslim di New Zealand, disebutkan bahwa muslim yang pertama kali datang itu berdarah India,” kata Faried F Saenong di sekretariat Islam Nusantara Center, Ciputat, Tangerang Selatan, Sabtu (10/11).

Sebagian besar muslim India inilah yang paling banyak mendominasi. India yang dimaksudkan ada dua kelompok, yakni India yang benar-benar asli dari benua Asia adapula muslim India yang dari Fiji.  Sewaktu Fiji terjadi pergolakan politik, negara tersebut banyak mendatangkan para pekerja kasar, yang di antaranya pekerja-pekerja tersebut berasal dari India. Kebetulan mereka rata-rata adalah orang muslim. 

“Fiji inilah yang menjadi salah satu negara asal orang-orang Islam di New Zealand karena peristiwa tersebut,” tutur Faried yang merupakan peneliti di Universitas Victoria Wellington, New Zealand.

Selain India, beberapa muslim lain juga turut mendominasi, di antaranya adalah dari negara-negara Timur Tengah seperti Afganistan, Mesir, Arab, dan lain-lain yang termasuk di antaranya Indonesia tapi jumlahnya sangat sedikit. 

Faried juga menceritakan bahwa aktifitas dan pertumpuhan para muslim di New Zealand baru dapat dilihat pada tahun 1906. Kebanyakan penyebarannya terjadi di Auckland. Mereka banyak melakukan kegiatan ekonomi seperti membuka toko-toko kelontong. 

Menurut data statistik menyebutkan, lanjutnya, bahwa jumlah muslim di New Zealand mengalami pertumbuhan yang signifikan. Hingga hari ini jumlah muslim berkisar hampir 50.000 muslim, sekitar 1,1% dari jumlah penduduk New Zealand secara keseluruhan, dan mengalami perkembangan antara 60 hingga 70 % per survei statistik. 

Dari data tersebut menyebutkan 1.200 dari jumlah keseluruhan merupakan mereka yang lahir dan besar di New Zealand, 1.100 merupakan suku lokal Maori yang sudah bertransformasi memeluk agama Islam dan bertebaran di kota-kota besar seperti Auckland.

“Namun ada hal yang perlu digarisbawahi, bagi orang New Zealand konotasi muslim di sana adalah Asia bukan Arab, mereka memandang bahwa Islam ya Asia, bukan Arab,” paparnya. 

Adapun perkembangannya terdapat beberapa organisasi muslim yang ada di sana, sebagian besar organisasi-organisasi tersebut dinaungi oleh FIANZ (The Federation of Islamic Associations of New Zealand) yang merupakan organisasi muslim terbesar yang diakui oleh pemerintah. Karena FIANZ ini berafiliasi terhadap sunni, tidak semua organisasi muslim berada di bawah naungannya termasuk Syi’ah dan Ahmadiyah. 

Muslim di New Zealand juga sudah mulai mendiskusikan persoalan integrasi, seperti apakah perlnya berkomunikasi secara intens, apakah perlu berkolaborasi dengan masyarakat umum di New Zealand? yang tentunya ada persoalan-persoalan teologis ketika berhadapan dengan nilai-nilai dan praktik-praktik yang tumbuh di New Zealand seperti persepsi toilet bersih.

“Bagi orang New Zealand persepsi toilet bersih itu yang kering dan airnya tidak tercecer di lantai, di sinilah kemudian muncul pertanyaan bagaimana jika seorang muslim berwudhu?” tutur Faried. 

Dari persoalan-persoalan tersebut kemudian ia mengkisahkan bahwa para muslim di sana banyak yang berubah madzhab, seperti beralih ke Hanafi yang membolehkan hanya mengusap kaki saja saat berwudhu, serta memilih opsi-opsi lain sesuai keadaan sosial yang terjadi di New Zealand. (Nuri Farikhatin/Muiz)