Nasional

Muktamar Pemikiran Santri Nusantara Ramaikan Peringatan Hari Santri

Sab, 28 September 2019 | 02:00 WIB

Muktamar Pemikiran Santri Nusantara Ramaikan Peringatan Hari Santri

Hari Santri 2019. (Foto: NU Online/Kemanag RI)


Jakarta, NU Online
Kementerian Agama melalui Direktorat Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren (PD Pontren) Direktorat Jenderal Pendidikan Islam menggelar Muktamar Pemikiran Santri Nusantara 2019. Kegiatan dalam rangka memperingati Hari Santri 2019.
 
Direktur PD Pontren, Ahmad Zayadi mengatakan bahwa para santri dapat menampilkan aksinya tidak sebatas cakap dalam masalah agama. 

“Muktamar pemikiran santri ini menunjukkan santri juga cakap sebagai generasi intelektual masa kini yang menguasai berbagai bidang kajian keilmuan,” katanya, Sabtu (28/9).
 
Kegiatan dengan mengusung tema “Santri Mendunia: Tradisi, Eksistensi, dan Perdamaian Global" ini digelar pada 28-30 September 2019 di Ma’had Aly Saidussiddiqiyah Jakarta Barat.
 
“Muktamar terbagi dalam dua bentuk, yakni call for papers dan panel sesion,” jelasnya. Call for papers ini bakal diikuti oleh 120 peserta santri dan alumni pesantren dengan berbagai latar belakang, seperti kiai, ustadz, peneliti, dosen, maupun mahasiswa dan mahasantri, lanjutnya.
 
Mereka diseleksi dari ratusan calon peserta yang mendaftar. Para peserta yang diseleksi dari ratusan peserta lain tersebut akan mempresentasikan penelitiannya di antara tujuh subtema. Yakni (1) Santri dan Wajah Ramah Pesantren di Dunia, (2) Pedagogi Pesantren dan Perdamaian Dunia, (3) Modalitas Pesantren dalam Mewujudkan Perdamaian Dunia (Pesantren’s Capitals in Promoting Peaceful), (4) Pesantren dan Resolusi Konflik, (5) Santri, Cyber War, dan soft Literacy, (6) Akar Moderasi dan Perdamaian (as-Silm) dalam Tradisi Kitab Kuning, dan (7) Kesusastraan dan Pesan Damai Pesantren.
 
Kegiatan kedua berbentuk seminar dan panel yang terbagi ke dalam dua sesi, yaitu spesial panel dan sesi panel. “Spesial panel akan dibuka oleh Menteri Agama Republik Indonesia H Lukman Hakim Saifuddin selaku pembicara kunci,” tandasnya. 
 
Sedangkan pada sesi panel diisi oleh narasumber yang terdiri dari Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siroj, Ketua Umum PP Muhammadiyah Haidar Nasir, dan Rais Syuriyah Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Australia dan New Zealand sekaligus dosen senior di Monash Law School Nadirsyah Hosen.
 
 
Pewarta: Syakir NF
Editor: Ibnu Nawawi