MUI: Baru Belajar Agama Lalu Berdakwah, Ini Masalah Dakwah di Indonesia
NU Online · Jumat, 1 September 2017 | 11:00 WIB
Ketua Komisi Dakwah Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Cholil Nafis menerangkan, ada dua problematika dakwah yang harus dibenahi di Indonesia. Selain membesarkan masalah khilafiyah, dakwah lebih didominasi oleh mereka yang kurang mengerti masalah agama.
Masalah pertama adalah perpecahan antarumat Islam. Biasanya mereka cenderung terkotak-kotak oleh organisasi dan kelompoknya masing-masing. Bahkan, tidak jarang fanatisme mereka terhadap kelompoknya melebihi fanatisme kepada Islam.
"Tak kalah pentingnya adalah klaim yang merasa dirinya yang paling sahih dalam mengartikan dan menjalankan ajaran Islam, bahkan cenderung menyalahkan kelompok yang lain. Padahal masalahnya hanya perbedaan furu‘iyah," jelas Kiai Cholil di Palu, Rabu (30/8).
Kedua adalah diamnya yang mengerti agama dan maraknya yang kurang mengerti agama dalam berdakwah. Bagi Kiai Cholil, tidak sedikit orang yang baru belajar tentang Islam lalu kemudian menjadi dai entah itu di televisi atau tempat lainnya. Sementara, orang yang belajar Islam puluhan tahun diam atau tidak dilibatkan dalam dakwah di media yang berfrekuensi publik.
"Bahkan mereka kadang membawa aliran dan kepercayaan yang sesat," ucapnya.
Oleh sebab itu, menurutnya, itu yang seringkali merusak ajaran Islam dan menimbulkan kesalahpahaman terhadap ajaran Islam. (Muchlishon Rochmat/Alhafiz K)
Terpopuler
1
Saat Jamaah Haji Mengambil Inisiatif Berjalan Kaki dari Muzdalifah ke Mina
2
Perempuan Hamil di Luar Nikah menurut Empat Mazhab
3
Pandu Ma’arif NU Agendakan Kemah Internasional di Malang, Usung Tema Kemanusiaan dan Perdamaian
4
360 Kurban, 360 Berhala: Riwayat Gelap di Balik Idul Adha
5
Saat Katib Aam PBNU Pimpin Khotbah Wukuf di Arafah
6
Belasan Tahun Jadi Petugas Pemotongan Hewan Kurban, Riyadi Bagikan Tips Hadapi Sapi Galak
Terkini
Lihat Semua