Nasional

Moderatisme Islam Kekuatan Diplomasi Indonesia

Sel, 19 Mei 2020 | 21:15 WIB

Jakarta, NU Online
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siroj mengingatkan seluruh Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) sedunia bahwa paham NU merupakan Ahlussunnah wal Jamaah yang berlandaskan Al-Qur'an dan hadits dan diimbangi dengan akal kolektif (ijmak) dan akal individual (qiyas).
 
"Sehingga terjadi sikap wasathiyah sikap moderat yang stabil antara nafsu dan akal akal dan akal akal dan tekstual sehingga kita selalu melakukan keseimbangan," katanya saat menjadi narasumber pada Silaturahim Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Sedunia pada Selasa (19/5).
 
Menanggapi hal tersebut, Dirjen Informasi dan Diplomasi Publik Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia Cecep Herawan menyatakan bahwa pihaknya ingin bersama NU, baik PBNU maupun PCINU, untuk menyuarakan moderatisme Islam sebagai kekuatan diplomasi Indonesia.
 
"Ke depan, kami ingin bersama PBNU, tentunya dengan PCINU, kita kedepankan wasathiyah Islam sebagai satu kekuatan bangsa Indonesia di mana Islam moderat menjadi ciri khas Indonesia. Ini adalah satu khazanah yang terus harus kita eksplor tumbuhkembangkan di dunia internasional sebagai kekuatan diplomasi Indonesia," katanya.
 
Karenanya, Cecep berharap kepada Kiai Said dan seluruh jajaran PBNU serta PCINU ke depan dapat terus-menerus secara bersama menyusun suatu program untuk mengedepankan sikap Islam moderat, sebagaimana yang telah disampaikan oleh Kiai Said.
 
Memang, katanya, solidaritas Global ini perlu dibangun di antara kita sesama anak bangsa terlebih dahulu untuk bisa terus berkontribusi secara global sebagai bagian dari penduduk dunia.
 
Kegiatan ini bertema Solidaritas Global: Nahdlatul Ulama dan Diplomasi Indonesia di Tengah Covid-19. Tak ayal, Menteri Luar Negeri Republik Indonesia Retno LP Marsudi mengapresiasi PCINU yang telah turut serta bergerak untuk menangani problem pandemi Covid-19 ini.
 
Setidaknya, ia menyebut empat PCINU, yakni PCINU Korea Selatan yang menjadi garda terdepan dalam penyaluran bantuan, PCINU Turki yang mengggalang bantuan untuk warga Afika di sana, PCINU Malaysia bersama badan otonomnya yang menyalurkan dan menggalang bantuan untuk WNI yang terdampak, serta PCINU Belanda yang membuka jasa konsultasi gratis dengan dokter.
 
Kegiatan ini diikuti oleh perwakilan dari 31 PCINU, KBRI, dan KJRI yang tersebar di seluruh dunia.
 
Pewarta: Syakir NF
Editor: Kendi Setiawan