Metodologi Qiyas di NU, Muhammadiyah, dan MUI
NU Online · Selasa, 30 Agustus 2016 | 06:24 WIB
Jakarta, NU Online
Metodologi qiyas di tiga organisasi massa (ormas) Islam di Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah, serta Majelis Ulama Indonesia menjadi kajian H Muhammad Ali Azhar pada Program Doktoral Universitas Islam Bandung (Unisba). Judul disertasinya adalah “Metodologi Qiyas Keputusan hukum (fatwa) NU, MUI dan Muhammadiyah”.
Salah seorang Mustasyar PCNU Indragiri Hilir, Riau, ini mengatakan, NU terikat paham bermazhab merujuk kitab-kitab mu’tabarah daalam keputusan bahtsul masailnya.
Misanya, kata dia, penetapan 1 Syawal, NU menggunakan rukyat dan hisab sekaligus atau deduktif dan induktif. “Jadi, pensejajarannya NU kepada Aristoteles dengan metode deduktif dan induktif. Itu salah satu contoh. Itulah yang disebut qiyas sumuli yang dilakukan Imam Syafi’i dan kitab Ar-Risalah,” katanya kepada NU Online di Jakarta, (30/8).
Sementara, kata aktivis Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama Indragiri Hilir tahun 1987, Muhammadiyah tetap berpegang kepada Majleis Tarjih, tapi organisasi tersebut membuka peluang untuk qiyas dalam penetapan hukumnya.
Namun demikian, Muhammadiyah untuk menggunakan metodologi qiyas itu sampai tiga kali sidang di Majelis Tarjih untuk menetapkannya. Keputusannya, mereka tetap membukan ruang kepada qiyas, bukan kepada bentuk ijtihad yang lain.
Sementara MUI mengambil teknik apa yang dilakukan NU dan apa yang dilakukan Muhammadiyah. MUI berdiri di tengah-tengah kedua organisasi ini.
Ia mengkritik tiga lembaga tersebut. Menurut dia, organisasi-organisasi tersebut harus menggagas ulang kembali karena tidak lepas dari pengoperasian qiyas.
“Dalam konsederan fatwa MUI tidak mencantumkan qiyas sebagai metodologi. Begitu juga di NU. NU adalah organisasi penyeru kepada qiyas, tetapi tidak dinyatakan sebagai metodologinya secara jelas. Sementara Muhammadiyah seolah-olah "melarikan diri" dari qiyas, tapi pengoperasian Majelis Tarjih-nya juga menggunakan qiyas,” pungkasnya. (Abdullah Alawi)
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Menggali Hikmah Ibadah Haji dan Kurban
2
Khutbah Jumat: Menggapai Pahala Haji Meskipun Belum Berkesempatan ke Tanah Suci
3
Amalan Penting di Permulaan Bulan Dzulhijjah, Mulai Perbanyak Dzikir hingga Puasa
4
Keistimewaan Bulan Dzulhijjah dan Hari Spesial di Dalamnya
5
Khutbah Jumat: Persahabatan Sejati, Jalan Keselamatan Dunia dan Akhirat
6
Kelola NU Laksana Pemerintahan, PBNU Luncurkan Aplikasi Digdaya Kepengurusan
Terkini
Lihat Semua