Nasional

Meski Jauh dari Arab Saudi, Muslim Indonesia Paling Sering Bershalawat

Sel, 19 Oktober 2021 | 22:00 WIB

Meski Jauh dari Arab Saudi, Muslim Indonesia Paling Sering Bershalawat

Fatayat NU di Jawa Timur pada kegiatan shalawat. (Foto: dok NU Online)

Jakarta, NU Online
Meski secara geografis jauh dari Arab Saudi, umat Islam di Indonesia sangat akrab dengan shalawat kepada Nabi. Hal ini sebagai salah satu bentuk keistimewaan bagi Muslim di Indonesia.


Imam Besar Masjid Istiqlal KH Nasaruddin Umar mengatakan hal itu saat sesi diskusi pada tayangan Pesantren Digital Majelis Telkomsel Taqwa (MTT) bertema Kerinduan terhadap Rasulullah Saw, diakses NU Online, Senin (18/10/2021).
 

Prof Nasaruddin menyebutkan, shalawat mempunyai kekhususan masing-masing. Ada sekitar 200 jenis shalawat di Indonesia, ada yang berbahasa daerah, bahasa Indonesia, dan bahasa Arab.

 

"Yang paling rajin bershalawat itu adalah orang Indonesia, yang paling banyak lagu-lagu shalawatan itu Indonesia. Saudi Arabia nggak ada tuh mengucapkan shalawat secara berjamaah," kata Kiai Nasaruddin Umar.

 

Dalam diskusi tersebut, seorang peserta bertanya "Jika ada plihan keterbatasan waktu, manakah yang terbaik, zikir kepada Allah apa shalawat kepada Rasulullah?"
 

Kiai Nasaruddin mengatakan bahwa mencintai Nabi sama dengan kita mencintai Allah. Kalau mencintai Allah maka sama dengan mencintai Nabi-Nya juga. Karena itu, "Dua-duanya (sama-sama terbaik), seperti halnya kalau kita ke Makkah, ziarah dulu ke Madinah," ujar Kiai Nasaruddin Umar.
 

Sebelumnya, Kiai Nasaruddin Umar menjelaskan bahwa untuk dapat memahami peranan Nabi Muhammad, tidak bisa hanya memahami sejarah hidupnya dari luar. Tetapi juga harus dari dalam, yakni dengan merasakan kekuatan dan fibrasi spiritualnya. Bagi seorang Muslim, tidak ada nama paling sering disebut melebihi panggilan orang tua kecuali Nabi Muhammad saw. 

 

Setiap kali tahiyat dalam shalat, lanjut Kiai Nasaruddin, seorang Muslim mengucapkan, Salam sejahtera untukmu wahai Nabi Muhammad. Menjawab suara azan juga bershalawat, belum lagi shalawat-shalawat yang lain.

 

"Nabi pernah bersabda, Alangkah pelitnya seorang Muslim, jika mendengarkan namaku lalu tidak bershalawat kepadaku. Dan barangsiapa yang senantiasa bershalawat kepadaku, aku akan memberikan syafa'at (pembelaan) pada hari tiada orang yang bisa memberi pembelaan," beber Kiai Nasaruddin Umar.
 

Shalawat Nabi berkumandang ke seluruh jagat raya. Alllah dan para malaikat pun, kata Kiai Nasaruddin Umar, selalu bershalawat kepada Nabi seperti disebutkan dalam QS. Al Ahzab: 56 ayat yang artinya: Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.


Pewarta: Kendi Setiawan
Editor: Musthofa Asrori