Menuntut Penistaan Al-Qur'an Kok dengan Menistakan Al-Qur'an?
NU Online · Ahad, 6 November 2016 | 06:00 WIB
Keluarga Mahasiswa Nahdlatul Ulama (KMNU) Universitas Lampung (Unila) mengajak umat Muslim untuk memahami kitab suci Al-Qur’an dengan membaca dengan seksama dan kontinu sehingga tidak salah kaprah.
KMNU Unila menyayangkan aksi bela Islam dan Al-Qur’an yang tidak selaras dengan tuntunan-tuntunan terkandung dalam kitab suci. Bagian yang dimaksud salah satunya adalah menyebarkan berita bohong melalui media sosial dan media massa online pasca-aksi tanpa verifikasi.
“Dengan menyebar berita bohong, itu sama saja menuntut penistaan Al-Qur’an dengan menistakan Al-Qur’an. Jadi patut dipertanyakan, dan harus belajar lagi,” ujar kader KMNU Unila M Nurhidayat Rosihun, di Bandar Lampung, Sabtu (5/11).
(Baca: Mempertanyakan Media "Islam" yang Menyebarkan Marah)
Mahasiswa Unila Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Program Studi Pendidikan Fisika itu menambahkan, duduk bersama dalam satu majelis membaca Al-Qur’an menyenangkan dan membuat tenteram.
“Saya pikir aksi bela Al-Qur’an tidak sekedar berteriak tapi tak paham. Padahal jika kita dekat dengan Al-Qur’an, masalah yang ada jadi terasa mudah untuk menyelesaikan,” kata dia lagi.
Kader KMNU Unila lain dari fakultas dan jurusan sama dengan Rosihun, Nurlia Fitriana menambahkan, Al-Qur’an merupakan kalam Ilahi. “Ketika kita membaca Al-Qur’an sebaiknya juga memahami maknanya,” ujar Fitri.
Kitab suci umat Islam tersebut, imbuh dia, telah menjelaskan beragam cara membela Islam dan Al-Qur’an.
“Jadi bukan dengan jalan semacam itu karena banyak yang dirugikan dengan menyebarkan fitnah dan kebohongan yang tidak selaras dengan Al-Qur’an Surat Al-Hujurat ayat enam. Pertanyaannya, yakinkan Islam kaffah?” kata Fitri.
KMNU Unila setiap minggu pertama awal bulan menggelar semaan Al-Qur’an. Kegiatan rutin tersebut kali ini berlangsung di Sekretariat Hipsi Lampung, Jalan Zainal Abidin Pagar Alam nomor 95, Gedung Meneng, Rajabasa, Bandar Lampung. (Gatot Arifianto/Mahbib)
Terpopuler
1
Khutbah Jumat HUT Ke-80 RI: 3 Pilar Islami dalam Mewujudkan Indonesia Maju
2
Khutbah Jumat: Kemerdekaan Sejati Lahir dari Keadilan Para Pemimpin
3
Ketua PBNU Sebut Demo di Pati sebagai Pembangkangan Sipil, Rakyat Sudah Mengerti Politik
4
Khutbah Jumat: Refleksi Kemerdekaan, Perbaikan Spiritual dan Sosial Menuju Indonesia Emas 2045
5
Khutbah Jumat Bahasa Jawa: Wujud Syukur atas Kemerdekaan Indonesia ke-80, Meneladani Perjuangan Para Pahlawan
6
Sri Mulyani Sebut Bayar Pajak Sama Mulianya dengan Zakat dan Wakaf
Terkini
Lihat Semua