Nasional

Menuju Pilpres Riang Gembira Bersama Nurhadi-Aldo

NU Online  ·  Sabtu, 5 Januari 2019 | 05:17 WIB

Menuju Pilpres Riang Gembira Bersama Nurhadi-Aldo

Facebook: Nurhadi Aldo

Jakarta, NU Online
Belakangan ini, masyarakat dunia maya (netizen) dibahagiakan oleh kemunculan pasangan capres-cawapres alternatif dalam gelaran pemilihan presiden 2019, Nurhadi-Aldo. Mereka menyuguhkan narasi-narasi menggelikan dalam berkampanye sehingga membuat warganet terpingkal-pingkal.

Tentu saja capres-cawapres Nurhadi-Aldo merupakan pasangan fiktif, bukan sungguhan. Perannya digelindingkan sebagai counter narasi Pilpres 2019 yang penuh dengan perang kebencian, saling mengolok-olok, dan tumpukan hoaks.

Tak pelak dalam kondisi media sosial yang kering dengan canda tawa di tengah gelaran pesta demokrasi yang seharusnya riang gembira, Nurhadi-Aldo memberikan ‘siraman rohani’ bagi warganet untuk berkesempatan pringisan, ngakak, dan tertawa terbahak-bahak.

Untuk memuluskan jalannya sebagai ‘capres’ alternatif nan fiktif, di media sosial bermunculan gambar kutipan (meme) dirinya bersama Aldo. Yang lebih menggelikan lagi, warganet disuguhkan dengan banyolan para ‘caleg’ fiktif yang berasal dari ‘Koalisi Tronjal-Tronjol Maha Asyik’, koalisi pendukung Nurhadi-Aldo. Mereka terpilih sebagai ‘capres-cawapres’ nomor 10.

Dari berbagai ‘kampanye’ yang dilakukan oleh pasangan yang disingkat ‘Dildo’ ini, warganet semakin yakin bahwa Nurhadi-Aldo akan membuat gelaran pilpres penuh dengan kebahagiaan. Ungkapan yakin para netizen ini disampaikan dengan tagar #McQueenYaqueen. Tagar tersebut pada Sabtu (5/1/2019) menempati trending topic teratas di twitter.

Nurhadi-Aldo yang dalam posternya berpakaian rapi dan berpeci adalah pasangan calon presiden dan wakil presiden fiktif yang diciptakan oleh sekelompok anak muda yang merasa gerah dengan kampanye hitam yang banyak terjadi di panggung politik Indonesia, khususnya menjelang Pilpres 2019.

Hoaks kerap kali menerpa, bahkan seperti minum obat, tiga kali sehari ada saja hoaks yang muncul. Beda pilihan tidak menjadi pelajaran berharga bagaimana hidup di alam demokrasi, namun yang terjadi masyarakat terpecah belah karena seringnya narasi-narasi yang jauh dari nilai-nilai demokrasi berkeadilan.

Hanya sekitar dua minggu setelah diluncurkan, akun Nurhadi-Aldo di Facebook telah punya lebih dari 81.000 pengikut, 18.600 di Twitter, dan 73.000 di Instagram. Bahkan jumlah follower di tiga platform tersebut terus bertambah seiring konten-konten baru dan lucu yang disuguhkan ‘tim kampanye’ dan ‘tim sukses’ Nurhadi-Aldo.

Foto dan meme Nurhadi-Aldo pun dibagikan berulang kali di media sosial. Sebagian besar postingan Nurhadi-Aldo di media sosial mendapat tanggapan meriah berupa ratusan komentar dan reaksi.

Akun Nurhadi-Aldo disebut tak hanya ingin sekadar menjadi akun shitposting, tapi juga punya tujuan. Shitposting adalah aktivitas online yang awalnya dikenal sebagai posting konten yang mengejutkan atau ofensif.

Shitposting bisa juga dipakai untuk konten yang ‘tidak berfaedah’. Kampanye Nurhadi-Aldo adalah cara mereka menyampaikan kritik terhadap dinamika politik, para politisi, maupun pemerintahan di Indonesia. Disampaikan secara menggelitik sehingga menghibur dan menutup cela diskusi yang kering dan panas di media sosial.

Mengenal Nurhadi

Meskipun Nurhadi-Aldo adalah pasangan fiktif, Nurhadi benar-benar ada. Nurhadi adalah seorang tukang urut yang berasal dari Mejobo, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah. Nurhadi sudah dikenal di komunitas shitposting karena kebiasaannya mempromosikan jasa pijat dan beraneka macam foto diri.

Dia dipakai sebagai wajah akun Nurhadi-Aldo ini dengan sepengetahuannya, meskipun dia tidak ikut menentukan isi kampanyenya.

Adapun Aldo adalah tokoh fiktif. Wajah Aldo adalah gabungan dari wajah seorang politikus dan seorang lain. Sosok Aldo berasal dari guyonan di komunitas shitpost.

Dikutip dari media lokal Kudus Muria News, Nurhadi merupakan warga Desa Gulangtepos RT 6 RW 4 Kecamatan Mejobo, Kudus, Jawa Tengah. Pria yang lahir tahun 1969 itu beraktivitas sehari-hari sebagai tukang pijat kesehatan.

Nurhadi bapak empat anak itu menjelaskan awalnya ia membentuk sebuah komunitas yang dinamakan komunitas angka 10. Di komunitas itu, ia sering mengunggah kata-kata bijak untuk memberikan motiviasi kepada anggotanya. Bahkan anggota yang mengikuti komunitas itu terbilang banyak, sampai ribuan.

Dari aktivitasnya itu, pria berkumis ini menjelaskan ada fans dari Yogyakarta bernama Edwin yang mengaku terinpirasi kata-kata yang sering dia unggah di media sosial atau di komunitas tersebut.

Baru kemudian, ia mengaku ditawari seseorang pemuda untuk dibantu perekonomian. Yakni dengan memviralkan dia sebagai calon presiden guyonan.

“Motivasinya kita semua tahulah. Dua kubu capres dan cawapres 2019 ini kan sedang saling serang. Kami kesel. Kesel melihatnya. Kemudian mas Edwin punya gagasan seperti itu. Asal tidak ada melanggar agama atau negara saya perbolehkan,” ungkap Nurhadi dilansir Muria News, Jumat (4/1).

Meskipun tetap mengajak masyarakat aktif memberikan edukasi politik sehat, munculnya Nurhadi-Aldo juga sebagai otokritik terhadap praktik berpolitik para politisi dan dinamika wacana politik yang berkembang di tengah masyarakat, terutama melalui media sosial. Nurhadi-Aldo memberikan kehangatan dan suasana cair di tengah ketegangan politik. (Fathoni)