Jakarta, NU Online
Menteri Pemuda dan Olahraga RI Imam Nahrawi menegaskan, sebagaimana sabda Nabi Muhammad perempuan adalah tiang negara. Mereka menjadi penyangga, pemersatu, dan kompas suatu negara.
“Ketika komunitas di sekelilingnya kehilangan arah, maka akan melihat dimana kompas itu berada. Dengan kompas, dengan tiang, dia akan kembali sadar, kembali kepada niatnya, dan kembali pada khittah kehidupannya,” kata Imam dalam acara The International Young Muslim Women Forum di Jakarta, Kamis (25/10).
“Betapa agungnya perempuan itu,” imbuhnya.
Oleh karena itu, imbuhnya, Presiden Indonesia Joko Widodo memberikan kesempatan yang luas bagi perempuan untuk mengambil kebijakan dan keputusan. Di dalam kabinetnya, Jokowi mengangkat delapan perempuan untuk menjadi menterinya. Yaitu Nila F Moeloek (Menteri Kesehatan), Sri Mulyani (Menteri Keuangan), Retno Marsudi (Menteri Luar Negeri), dan Puan Maharani (Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan).
Ada Yohana Yambise (Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak), Susi Pudjiastuti (Menteri Kelautan dan Perikanan), Rini Soemarno (Menteri Badan Usaha Milik Negara), dan Siti Nurbaya (Menteri Kehutanan dan Lingkungan Hidup).
“Bahkan negosiator kita, Menteri Luar Negeri (adalah) perempuan. Itu artinya Indonesia memberikan pesan kepada dunia ‘jangan sekali-kali merendahkan perempuan’, karena perempuan punya tanggung jawab yang sama. Bahkan melebihi kaum adam,” tegasnya.
Imam menambahkan, perempuan adalah sekolah pertama bagi anak-anak, tidak hanya sebatas pelengkap saja dalam rumah tangga. Mereka bukan hanya melahirkan generasi penerus, tetapi juga mengantarkannya menjadi generasi cemerlang.
“Bagi laki-laki jangan pernah sedikit pun meremehkan perempuan,”
Lebih dari itu, Imam menyebutkan sejumlah tantangan yang dihadapi hari ini dan ke depannya. Baginya, tantangan-tangtangan ini akan semakin tidak mudah. Ada perang fisik, perang dagang, dan juga perang ideologi. Termasuk radikalisme dan ekstremisme.
“Dan aktornya tidak hanya laki-laki, tapi juga perempuan. Sekaligus menjadi korban,” katanya.
Kekerasan fisik dan seksual terhadap perempuan juga marak. Bagi Imam, hal ini adalah suatu hal yang sangat menyakitkan, namun dianggap biasa-biasa saja. Disamping itu, ada tantangan narkoba. Saat ini, ada sekitar lima juta orang yang terpapar narkoba di Indonesia.
“Ibu-ibu, saudara tahu siapa korbannya? Korbannya anak-anak, perempuan-perempuan, muda-muda yang masih sangat produkti,” katanya.
Ia berharap, forum ini bisa memberikan rekomendasi kongkrit terkait dengan narkoba musuh bersama. (Muchlishon)