Nasional

Menag: Musabaqah Qiratil Kutub Ajang Olimpiade Pondok Pesantren

Sen, 4 Desember 2017 | 00:02 WIB

Jepara, NU Online
Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin membuka Musabaqah Qiratil Kutub (MQK) tingkat Nasional tahun 2017 di Pesantren Roudlotul Mubtadiin Balekambang Desa Gemiring Lor Kecamatan Nalumsari Kabupaten Jepara, Jumat (1/12).

Tampak hadir dalam pembukaan MQK Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI H Nur Ahmad, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo beserta jajarannya, Pengasuh Pesantren Balekambang KH Makmun Abdullah Hadziq, para bupati dan walikota di Jawa Tengah, para Kakanwil Kemenag Provinsi, dewan hakim, santri peserta MQK dari masing-masing wilayah, serta ribuan santri dan masyarakat sekitar pesantren.

Mengawali sambutan, Menag Lukman menyampaikan salam dari Presiden Joko Widodo. Menag juga menyampaikan permohonan maaf Presiden karena takbisa hadir menyapa para santri.

Menag menegaskan bahwa pesantren merupakan miniatur Indonesia. Pesantren menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari sejarah bangsa.

Bisa jadi tanpa pesantren, lanjut Menag, belum tentu negara ini ada. Untuk itu sudah sepatutnya pemerintah pusat dan daerah membuktikan kepeduliannya membantu pesantren.

"Kami akan terus meningkatkan alokasi APBN untuk pesantren. APBD juga sudah sepatutnya menyediakan alokasi yang cukup untuk pesantren yang ada di daerahnya masing-masing," kata Menag sebagaimana rilis humas Kemenag yang diterima redaksi.

Pemerintah Daerah sudah seharusnya peduli dengan layanan pendidikan di daerahnya termasuk pesantren dan madrasah diniyah.

Menag minta agar aturan yang membatasi keberpihakan pemda terhadap pesantren dan madrasah diniyah bisa segera dibenahi. Demikian juga pemerintah pusat akan melakukan harmonisasi lintas kementerian dan lembaga guna membangun sinergi dalam meningkatkan kualitas pendidikan.

Menag menyampaikan selamat kepada para santri yang akan mengikuti musabaqah. Menurutnya, MQK adalah ajang olimpiadenya pondok pesantren.

Ia juga menyampaikan terima kasih kepada Gubernur Jawa Tengah dan Bupati Jepara yang telah memberikan dukungan bagi kelancaran MQK ini. Apresiasi juga disampaikan kepada pengasuh pesantren  KH Makmun Abdullah Hadziq.

Ganjar Pranowo menyampaikan selamat datang kepada seluruh peserta. Ia mengapresiasi rangkaian acara MQK tahun ini yang tidak hanya menjadi ajang lomba baca kitab kuning tapi juga lomba pidato bahasa Inggris dan Arab.

"Saya lebih tertarik lagi ada debat konstitusi berbasis kitab kuning. Inilah kalau Menagnya itu orang yang tekun menyosialisasikan konstitusi kita waktu masih di MPR," tuturnya.

"Debat konstitusi ini akan lebih  memantapkan kehidupan  kita dalam berbangsa dan bernegara," harapnya.

Revitalisasi Kitab Kuning
Dirjen Pendidikan Islam, Zayadi dalam laporannya mengatakan MQK menjadi ajang silaturrahim. Kehadiran ribuan santri pada acara ini dalam rangka merevitalisasi kajian kitab kuning dan pesantren.

Melalui kajian kitab kuning, pesantren mendapat pemahaman yang moderat. Kiai dan ustad sering merujuk kitab kuning. Tradisi kajian kitab kuning jadi roh keagamaan.

MQK sendiri diinisiasi oleh sejumlah kiai pesantren dan dimotori KH Said Aqil Munawwar yang saat itu menjabat sebagai Menteri Agama. Tradisi itu terus dipelihara dengan beberapa peningkatan. MQK mulai tahun depan diselenggarakan dua tahun sekali.

MQK 2017 ini diikuti 1.456 santri dari 34 provinsi. Selain itu, ada ratusan official dan ribuan masyarakat yang hadir memeriahkan gelaran ini.

Ada tiga perlombaan pokok dalam MQK, yaitu: Pertama, lomba membaca, menerjemahkan dan memahami kitab kuning. Total ada 25 bidang yang akan dikompetisikan dan terbagi dalam tingkatan yaitu dasar, menengah, dan tinggi.

Pembukaan MQK N VI ini dimeriahkan dengan penampilan tarian ratu Kalinyamat. (Syaiful Mustaqim/Alhafiz K)