Nasional

Menag Kunjungi Lokasi Ledakan Bunuh Diri di Gereja Katedral Makassar

Sel, 30 Maret 2021 | 01:00 WIB

Menag Kunjungi Lokasi Ledakan Bunuh Diri di Gereja Katedral Makassar

Pada kunjungan Menag Yaqut Cholil Qoumas Senin (29/3) ke beberapa titik bekas ledakan bom bunuh diri Gereja Katedram Makassar, ia meminta agar pemuka agama menenangkan jemaatnya, serta meminta mengembalikan nilai dan fungsi agama yakni mendamaikan kasih sayang. (Foto: NU Online/Ridwan)

Makassar, NU Online

Menteri Agama RI, Yaqut Cholil Qoumas mengunjungi langsung lokasi peledakan bom bunuh diri, Gereja Katedral Jalan Kajaolalido Makassar, Senin (29/3).

 

Yaqut yang didampingi Uskup Agung Makassar Mgr John Liku Ada' berkeliling mengecek sejumlah titik di lingkungan gereja yang menjadi lokasi bom bunuh diri.

 

"Saya menyampaikan keprihatinan dan simpati kepada pihak katedral. Kita semua berduka kita berharap kejadian seperti ini tidak terjadi lagi," ucap Yaqut d ihadapan pemuka-pemuka agama yang hadir.

 

Ia juga meminta agar pemuka agama menenangkan jemaatnya. Serta meminta mengembalikan nilai dan fungsi agama yakni mendamaikan kasih sayang.

 

"Saya menyampaikan agar bisa menenangkan jemaatnya. Kita butuh kerjasama dengan semua pihak agar tragedi seperti ini tidak terjadi lagi," harapnya.

 

Meski telah menjadi sasaran pengeboman, Yaqut berharap jemaatnya tak perlu khawatir dan tetap menjalankan ibadah seperti biasa.

 

"Beribadahlah seperti biasa, jangan ketakutan, kita akan lawan, hadapi kelompok-kelompok yang melakukan teror itu," ucap Yaqut.

 

Sebelumnya, Menag Yaqut Cholil Qoumas mengutuk keras aksi pengeboman yang diduga dilakukan oleh seseorang di Gereja Katedral Makassar.

 

Menag menilai, aksi ini sebagai tindakan keji yang menodai ketenangan hidup bermasyarakat dan jauh dari ajaran agama. "Apa pun motifnya, aksi ini tidak dibenarkan agama karena dampaknya tidak hanya pada diri sendiri juga sangat merugikan orang lain," ujar Menag. 

 

Akibat ledakan di depan Gereja Katedral Ahad Makassar, sejumlah orang dilaporkan terluka. Pada saat kejadian, sebagian jemaat tengah beribadah di dalam Gereja Katedral. Jumlah dan identitas korban atau pelaku hingga kini masih dalam pendataan polisi. 

 

Menag berharap kepolisian dan aparat yang berwenang bisa segera mengungkap latar belakang aksi kekerasan yang dilakukan di dekat tempat ibadah ini. Tak hanya itu, Menag  juga berharap, aparat bisa mengungkap tuntas aktor-aktor yang terlibat dalam aksi keji ini. 

 

Menag memprediksi, aksi yang dilakukan pengebom bunuh diri tidak dilakukan tunggal. Sebab seringkali para pelaku ini digerakkan oleh jaringan namun mereka bekerja dalam senyap dan rapi. 

 

"Kepolisian juga perlu meningkatkan keamanan di tempat-tempat ibadah sehingga masyarakat bisa semakin tenang dan khusyuk dalam beribadah," kata Menag. 

 

Atas kejadian ini, Menag juga mengimbau para tokoh agama untuk terus meningkatkan pola pengajaran agama secara baik dan menekankan pentingnya beragama secara moderat. 

 

Menurut Menag, agama apa pun mengajarkan umatnya untuk menghindari aksi kekerasan. Sebab kekerasan akan menggerus nilai-nilai kemanusiaan dan pasti merugikan banyak pihak. Kekerasan ini pulalah yang rawan mengoyak tatanan kehidupan masyarakat yang sudah terbina dengan rukun dan baik. 

 

Menag mengajak semua pihak untuk mengutamakan jalan damai dalam menghadapi persoalaan seperti dengan dialog, diskusi, silaturahmi. Jika cara itu ditempuh, diyakini akan mampu memecahkan masalah yang dihadapi. 

 

"Selain itu tidak ada pihak yang merasa dirugikan atau menjadi korban dari kekerasan," ujarnya.

 

Seperti diberitakan sebelumnya ledakan bom bunuh itu terjadi di depan Gereja Katedral Makassar, Ahad (28/3) pukul 10.30 WITA. Saat ini pihak kepolisian telah mengungkap dua terduga pelaku bom bunuh diri itu. Dia adalah pasangan suami istri L (26) dan YSF.
 

Kontributor: Ridwan
Editor: Kendi Setiawan