Melalui Seni, Masyarakat Lebih Mudah Menerima Nilai-nilai Al-Qur’an
NU Online · Sabtu, 11 Oktober 2014 | 06:01 WIB
Bandung, NU Online
Masyarakat sekarang begitu menggandrungi dunia seni. Penyampaian Al-Qur’an melalui seni akan lebih disukai daripada tidak menggunakan seni. Nilai-nilai agama yang disampaikan melalui pidato yang berbasis seni atau retorika itu juga mudah diterima oleh masyarakat.
<>
Pendapat ini disampaikan H Tata Sutayat, salah satu narasumber pada Masa Penerimanaan Anggota Baru (Mariaba) Unit Pengembangan Tilawatil Qur’an (UPTQ) UIN Sunan Gunung Djati Bandung, Jawa Barat, bertema “Mengaji dengan Seni”, Jumat (10/10)di aula Student Center kampus setempat.
“Untuk mendapat sentuhan seni memang sumber daya manusia berkualitas perlu dihimpun, dibina dan dikembangkan, UPTQ melakukan itu,” tegas pria yang juga pembina UPTQ itu.
Sutayat juga mengatakan, mahasiswa mempunyai kewajiban untuk menguasai beberapa aspek, mulai baca dan tulis Al-Quran, penyampai nilai-nilai Al-Qur’an kepada masyarakat dalam bentuk tabligh, khitobah, qiro’ah, dan cara penyampaian lainnya.
Aspek lain adalah menampilan aspek fisik yang menampilan pribadi yang berjiwa nilai-nilai Al-Qur’an. “Maka relevansi UPTQ nampaknya organisasi yang mencoba menjawab tantangan itu untuk mengembangkan potensi-potensi di bidang tilawah Al-Qur’an,” tuturnya.
Ia berharap, walaupun anggota UPTQ nantinya sudah bisa menyampaikan nilai-nilai Al-Qur’an dengan seni, mereka tetap rendah hati, berusaha untuk ikhlas, dan tidak harus melakukan komersialisasi. “Hiduplah dengan Al-Qur’an, maka Al-Qur’an akan menghidupkanmu,” ujarnya.
Menurut ketua panitia Mariaba, Huda Ahmad, UPTQ merupakan wadah untuk mengembangkan bakat-bakat mahasiswa, baik yang sudah lancar maupun belum lancar dalam membaca Al-Qur’an. Selain itu, mahasiswa juga akan dibina dalam berbagai bidang aspek potensi, mulai dari pengembangan tilawatil Qur’an dan shalawat, tahfidh Qur’an, syarhil Qur’an, marawis dan qashidah, kaligrafi, tafsir dan fahmil Qur’an, nasyid.
“Tiap-tiap departemen tadi mempunyai kontribusi yang baik bagi perkembangan potensi mahasiswa,” ujar ketua panitia Mariaba itu.
Maksud seni yang berkaitan dengan tema, lanjut Huda, bagian dari penyeimbang kehidupan, khusus untuk memperindah dalam membaca Al-Qur’an. “Kalau kita membaca Al-Qur’an memakai seni kan lebih indah, lebih sejuk bagi yang mendengarkannya, daripada orang yang mengaji tanpa menggunakan seni, meskipun tajwidnya bagus,” terangnya Huda. (Muhammad Zidni Nafi’/Mahbib)
Terpopuler
1
Guru Madin Didenda Rp25 Juta, Ketua FKDT: Jangan Kriminalisasi
2
Khutbah Jumat: Meneguhkan Qanaah dan Syukur di Tengah Arus Hedonisme
3
Gus Yahya Dorong Kiai Muda dan Alumni Pesantren Aktif di Organisasi NU
4
MK Larang Wamen Rangkap Jabatan di BUMN, Perusahaan Swasta, dan Organisasi yang Dibiayai Negara
5
Pemerintah Perlu Beri Perhatian Serius pada Sekolah Nonformal, Wadah Pendidikan Kaum Marginal
6
KH Kafabihi Mahrus: Tujuan Didirikannya Pesantren agar Masyarakat dan Negara Jadi Baik
Terkini
Lihat Semua