Nasional

Mbah Hasyim Cetuskan Semangat Nasionalisme dan Agama

NU Online  ·  Rabu, 4 Juli 2018 | 10:45 WIB

Jakarta, NU Online
Khilafah Ottoman bubar pada tahun 1924. Satu dekade sebelumnya, tepatnya pada tahun 1915, Hadratussyaikh KH Hasyim Asy'ari sudah mengeluarkan jargon hubbul wathan minal iman. Pasalnya, kakek KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur itu sudah berpandangan bakal berdiri negara kebangsaan.
 
"KH Hasyim Asyari sudah makrifat, sudah tahu, nih nanti khilafah akan bubar. Kalau sudah akan bubar akan lahir negara sendiri-sendiri, kebangsaan," kata Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siroj saat peringatan halal bi halal di halaman PBNU, Jakarta, Selasa (3/7).
 
Padahal pada tahun itu, kata Kiai Said, Islam masih dipimpin oleh seorang khalifah. Tetapi, lanjutnya, wilayah Islam semua sudah dalam kekuasaan penjajah. Tunisia, Aljazair, Maroko, dan Suriah, misalnya, berada dalam kuasa Perancis. Sementara itu, Mesir, Sudan, dan Irak berada di bawah Inggris. Di samping itu, Libya dijajah oleh Italia dan Indonesia oleh Belanda.
 
Hal itu membuat orang Eropa beranggapan bahwa pimpinan tertinggi khilafah itu sedang sekarat. "Kata orang Eropa, khalifah Turki waktu itu orang yang sedang sekarat" ujarnya.
 
Oleh karena itu, sebagai persiapan menuju negara kebangsaan itu, maka Mbah Hasyim segera mencetuskan semangat nasionalisme yang digabungkan dengan semangat agama.
 
"Maka sebelum betul-betul menjadi negara nation state sendiri, perlu cepat-cepat menggabungkan semangat nasionalisme dengan agama," ucap Pengasuh Pondok Pesantren Ats-Tsaqafah, Ciganjur, Jakarta Selatan itu.
 
Kegiatan ini dihadiri Rais Aam PBNU KH Ma'ruf Amin beserta jajaran syuriyah, dan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama KH Said Aqil Siroj beserta jajaran tanfidziyah.
 
Hadir pula Wakil Presiden Jusuf Kalla, Menteri Sosial Idrus Marham, Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara, dan Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, serta Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi. Selain itu, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan duta besar negara-negara sahabat juga turut hadir. (Syakir NF/Ibnu Nawawi)