Nasional

Maulid Akbar, Ketum PBNU: Mari Berbangsa dengan Akhlakul Karimah

Kam, 29 Oktober 2020 | 10:45 WIB

Maulid Akbar, Ketum PBNU: Mari Berbangsa dengan Akhlakul Karimah

Maulid Akbar Nabi Muhammad yang digelar PBNU, Kamis (29/10) di Masjid Istiqlal Jakarta. (Foto: dok. istimewa)

Jakarta, NU Online

Pada kesempatan acara yang digelar Lembaga Dakwah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LD PBNU) Maulid Akbar dan Doa untuk Keselamatan Bangsa di Masjid Istiqlal pada Kamis (29/10), Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj berkesempatan menyampaikan mauizoh hasanah.


“Nabi Muhammad bersabda innamaa bu’itstu li utammima makarimal akhlaq. Artinya, tidak sekali-kali saya diutus oleh Allah (kecuali) hanya satu untuk menyempurnakan akhlak, untuk membangun akhlakul karimah,” katanya.


Lebih lanjut, Kiai Said menjelaskan berbagai macam akhlakul karimah. Beberapa di antaranya adalah rendah hati, hormat kiai, bakti kepada orangtua, silaturahmi, menjenguk orang sakit, baik kepada tetangga, menolong orang susah, bertakziyah kepada orang meninggal, menyingkirkan paku di jalan.


“Semua akhlak itu diringkas menjadi husnul muasyarah (hubungan yang baik). Bergaul, berteman, berkelompok, berumat, dan berbangsa dengan baik. Mari kita berbangsa dengan baik,” harap Kiai Said.


“Silakan ente yang politisi, menjadi politisi berakhlak. Ente pejuang, jadilah pejuang yang berakhlak. Ente konglomerat (jadilah) konglomerat yang berakhlak, guru yang berakhlak, tentara, polisi, presiden, wakil presiden, dan Menteri yang berakhlak,” imbuhnya.


Menurutnya, husnul muasyarah mampu mewujudkan kebersamaan. Ia kemudian mengajak segenap warga NU dan seluruh elemen bangsa Indonesia untuk bersama-sama mewujudkan peradaban hidup bernegara dengan baik.


“Di Indonesia ini seakrang sudah tidak ada masalah perbedaan suku, agama, ras, budaya. Alhamdulillah. Ini harus kita jaga dengan baik. Tunjukkan Indonesia berakhlak, berakarater, dan berjatidiri,” kata kiai alumnus Pesantren Lirboyo, Kediri Jawa Timur ini.


“Jangan sampai kita yang sudah baik ini kemudian terpengaruh oleh budaya luar negeri. Silakan belajar di Arab, tapi pulang tetap menjadi orang Indonesia. Silakan sekolah di Eropa dan Amerika, tapi tetap jadi orang Indonesia,” jelasnya.


Sementara itu, Wakil Presiden RI KH Ma’ruf Amin yang hadir secara virtual juga turut memberikan sambutan. Ia mengajak umat Islam Indonesia untuk senantiasa mencontoh sifat dan karakter Nabi Muhammad agar dapat menjadi suluh (penerang) bagi kehadiran orang lain.


Di antara teladan yang bisa kita tiru adalah bagaimana beliau melakukan perubahan masyarakat ketika itu. Salah satu yang dilakukan Nabi untuk melakukan perubahan itu adalah dengan terlebih dulu memperbaiki akhlak dan mental masyarakat.


“Dalam melakukan upaya perubahan, Nabi mengutamakan terlebih dulu perbaikan akhlak karena ini fondasi dari langkah selanjutnya. Di awal masa kenabian beliau fokus pada perubahan akhlak dan mental,” jelas Kiai Ma’ruf yang juga Mustasyar PBNU ini.


Ia mengungkapkan bahwa misi yang dibawa Nabi adalah persoalan untuk bagaimana menyempurnakan akhlak Nabi. Sebagaimana yang pernah dikatakan Nabi dalam hadits, Kiai Ma’ruf mengutip, “innamaa bu’itstu li utammima makarimal akhlak”.


“Kita bangsa Indonesia yang sebagian besar beragama Islam sangat layak untuk meneladani apa yang telah beliau lakukan. Semoga bangsa kita bisa bangkit dan menjadi bangsa yang terbaik di masa mendatang,” ungkapnya.


Acara ini diawali dengan pembacaan Maulid Nabi yang dipimpin oleh Wakil Ketua LD PBNU KH Misbahul Munir Kholil. Kemudian selain Kiai Said, ada pula Habib Umar bin Hafidz melalui tayangan video memberikan pesan dan amanat kepada PBNU. Lalu ditutup dengan doa oleh Rais Aam PBNU KH Miftachul Akhyar.


Pewarta: Aru Lego Triono

Editor: Fathoni Ahmad