Nasional

Masyarakat Indonesia Telah Praktikkan Toleransi Sejak Dahulu

NU Online  ·  Selasa, 14 Februari 2017 | 16:02 WIB

Klaten, NU Online
Jauh sebelum negara Indonesia ini berdiri, praktik toleransi, saling menghargai dalam keragaman sudah dipraktikkan masyarakatnya sejak dahulu, ketika masih dikenal dengan sebutan Nusantara.

Hal tersebut dipaparkan Direktur The Wahid Institute Yenny Wahid saat menghadiri doa bersama peringatan Haul Gus Dur ke-7, Cap Go Meh dan penampilan budaya yang diselenggarakan Jaringan Gusdurian Klaten bersama FKUB Kebersamaan dan komunitas multikultur di Alun-alun Kota Klaten, Jawa Tengah, Jumat (10/2).

Pemilik nama lengkap Zannuba Ariffah Chafsoh Rahman Wahid tersebut mencontohkan, di daerah Kudus ada namanya soto kerbau, yang dari kisah sejarahnya menjadi contoh penerapan toleransi di masa lalu.

“Soto kerbau Kudus, yang asalnya Sunan Kudus memerintahkan untuk tidak menyembelih sapi, karena hormati kepercayaan masyarakat Hindu. Akhirnya, kreatif, yang disembelih kerbau,” ungkap puteri Gus Dur itu.

Ditambahkan Yenny, di Indonesia sejatinya toleransi tidak hanya sekedar teori, tapi sudah diamalkan dalam kehidupan sehari-hari. “Tapi sekarang mungkin banyak yang lupa. Maka dari itu, mereka yang lupa harus kita ingatkan, harus kita rangkul,” kata dia.

Yenny juga menyebutkan bahwa Gus Dur memiliki dua “anak”, yakni anak biologis dan ideologis.

“Kita semua ini adalah anak-anak Gus Dur. Kebetulan saya anak biologis Gus Dur, tapi bapak ibu sekalian adalah anak ideologis Gus Dur. Orang-orang yang akan terus menyebarkan perdamaian dan toleransi di seluruh dunia, mereka yang berjuang unutuk orang yang teraniaya, mereka yang tidak kompromi dengan perilaku korupsi, mereka lah anak ideologis Gus Dur,” tukasnya.

Dalam kesempatan tersebut, para peserta acara yang berjumlah ribuan orang, sebagian memakai topeng wajah KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur). Topeng wajah tersebut sengaja dipakai mereka, sebagai pertanda kerinduan mereka akan sosok Gus Dur, sebagai bapak bangsa. (Ajie Najmuddin/Abdullah Alawi)