Marwan Ja’far: NU Harus Jadi Motor Kesejahteraan Petani
NU Online · Jumat, 15 April 2016 | 15:00 WIB
Marwan Jafar menyebutkan bahwa Lembaga Pengembangan Pertanian Nahdlatul Ulama (LPPNU) memiliki tiga peran dan fungsi yang strategis dalam mengembangkan pertanian. Lembaga ini merupakan wadah dan penggerak bagi para petani. Menurut Ketua LPPNU ini, mayoritas warga NU adalah petani. Maka dari itu LPPNU harus menjadi wadah dan penggerak bagi petani secara nasional.
“Ini (LPPNU) sebagai wadah dan motor penggerak bagi petani kita. NU harus hadir di tengah-tengah petani kita, NU harus hadir di tengah-tengah nelayan kita,” kata Marwan saat sambutan Rembug Nasional dan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) LPPNU di Hotel Accasia, Jakarta, Jum’at (15/4) sore.
Di samping itu lembaga ini mesti memainkan peran advokasi dan pemberdayaan petani. Marwan menjelaskan bahwa LPPNU juga harus memberdayakan, mendampingi, dan mengadvokasi petani dengan program-program yang dicanangkan. LPPNU bisa berkerja sama dengan pemerintah dalam hal peningkatan sumber daya dan kesejahteraan petani.
“Kemudian yang ketiga adalah bahwa penting juga kita memikirkan produktifitas petani kita itu menjadi lebih baik,” kata laki-laki yang kini menjabat sebagai Menteri Desa.
Ia mendorong pengurus LPPNU untuk membuat program yang mengarah pada produktifitas dan pemberdayaan petani karena petani Indonesia selama ini bertani secara tradisional dan dengan alat yang tradisional pula.
“Ada beberapa pilot project yang harus kita buat. Nanti kita diskusikan di sini sebagai basis kita untuk memberdayakan petani,” terangnya.
LPPNU adalah lembaga yang strategis untuk membangkitkan dan meningkatkan semangat berdagang. “Saya kira LPPNU adalah lembaga strategis untuk mendorong yang disebut nahdlatut tujjar sebagai implemetasi di abad yang modern ini,” ujarnya.
Lembaga ini mendorong pemerintah untuk membentuk sebuah badan pangan nasional yang berfungsi untuk meningkatan dan mengontrol produksi pangan bagi masyarakat Indonesia. Ia berharap dengan adanya badan tersebut, Indonesia bisa mengurangi bahkan menghentikan impor bahan pangan dari negara luar.
“Itu (badan pangan nasional) bisa bertanggung jawab atas pangan kita,” pungkasnya. (Muchlishon Rochmat/Alhafiz K)
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Refleksi Kemerdekaan, Perbaikan Spiritual dan Sosial Menuju Indonesia Emas 2045
2
Prabowo Klaim Selamatkan Rp300 Triliun APBN, Peringatkan Risiko Indonesia Jadi Negara Gagal
3
Taj Yasin Pimpin Upacara di Pati Gantikan Bupati Sudewo yang Sakit, Singgung Hak Angket DPRD
4
Khutbah Jumat Bahasa Sunda: Ngeusian Kamerdekaan ku Syukur jeung Nulad Sumanget Pahlawan
5
Gus Yahya Cerita Pengkritik Tajam, tapi Dukung Gus Dur Jadi Ketum PBNU Lagi
6
Ketua PBNU: Bayar Pajak Bernilai Ibadah, Tapi Korupsi Bikin Rakyat Sakit Hati
Terkini
Lihat Semua