Mari Syukuri dan Jaga Berkah Kedamaian Indonesia
NU Online · Jumat, 18 Juli 2014 | 04:02 WIB
Cirebon, NU Online
Masyarakat Indonesia harus pandai-pandai menunjukkan rasa syukur atas berkah kedamaian yang dimiliki negara ini. Tidak banyak negara yang seperti Indonesia, yang selalu mengedepankan musyawarah, tak mudah diadu-domba, serta berperilaku santun.
<>
Demikian disampaikan KH Said Aqil Siroj, Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatu Ulama (PBNU) saat memberikan ceramah keagamaan dalam peringatan 100 hari meninggalnya Buya KH Ja’far Aqil Siroj di Pondok Pesantren Kempek, Cirebon, Rabu (16/7).
“Contohnya, kita hari ini bisa dengan tenang berkumpul dan membacakan tahlil serta mendoakan almarhum. Sementara di Gaza, mereka terus menderita akibat tekanan dan serangan Israel dengan korban yang kebanyakan dari kaum wanita, ibu dan anak-anak,” jelas Kang Said.
Tidak hanya itu, lanjut Kang Said. Di daerah-daerah belahan dunia lainnya umat Islam juga tengah diuji dengan kehadiran fitnah besar. Fitnah yang dimaksud adalah gerakan kekerasan dan tidak berperikemanusiaan dengan mengatasnamakan agama Islam.
“Di Iraq, organisasi Islam ISIS (Islamic State in Iraq and al-Sham, red) memproklamirkan berdirinya negara Iraq-Syiria. Ini merupakan sebuah fitnah besar, karena mereka mendirikan negara Islam tanpa persetujuan dunia Islam sendiri,” ujarnya.
Dalam kesempatan tersebut, Kang Said juga menyebut fenomena fitnah terhadap Islam dengan mengaitkan gerakan Boqo Haram di Nigeria. Gerakan tersebut sangat dikecam mengingat sering melakukan penyanderaan terhadap warga sipil dan anak-anak sekolah dengan tebusan uang yang besar.
“Untuk itu, kita sebagai masyarakat pesantren dan warga Nahdliyin harus benar-benar menjaga kedamaian di negeri ini. Salah satunya ialah dengan tetap tenang dan bersikap santun dalam menghadapi pengumuman presiden terpilih 22 Juli mendatang. Yang kalah harus menerimanya dengan bijak,” kata Kang Said.
Selain amanat agar tetap tenang, Kang Said juga memohon doa kepada masyarakat Nahdliyin agar komitmen menjaga kesatuan NKRI tetap diemban oleh rakyat Indonesia. Ia menambahkan, terutama bagi masyarakat pesantren agar tidak mudah terpancing dengan isu-isu yang dapat memecah belah kesatuan dan persatuan bangsa. (Sobih Adnan/Mahbib)
Terpopuler
1
Mulai Agustus, PBNU dan BGN Realisasikan Program MBG di Pesantren
2
Mendaki Puncak Jabal Nur, Napak Tilas Kanjeng Nabi di Gua Hira
3
40 Hari Wafat Gus Alam, KH Said Aqil Siroj: Pesantren Harus Tetap Hidup!
4
Waktu Terbaik untuk Resepsi Pernikahan menurut Islam
5
Zaman Kegaduhan, Rais Aam PBNU Ingatkan Umat Islam Ikuti Ulama yang Istiqamah
6
PBNU Tata Ulang Aset Nahdlatul Ulama Mulai dari Sekolah, Rumah Sakit, hingga Saham
Terkini
Lihat Semua