Nasional

Malas Ibadah? Ini Ijazah Doa dari Gus Mus

Sab, 16 Maret 2024 | 14:00 WIB

Malas Ibadah? Ini Ijazah Doa dari Gus Mus

KH Ahmad Mustofa Bisri (Gus Mus) saat mengisi acara temu alumni Pesantren Raudlatut Thalibin Leteh, Rembang, Jawa Tengah beberapa tahun yang lalu. (Foto: NU Online/Hanan)

Jakarta, NU Online

Rasa malas bisa menjangkiti siapa saja. Dari anak-anak hingga orang dewasa pasti pernah mengalaminya. Rasulullah mengajarkan doa khusus ketika seseorang tengah dihinggapi rasa malas beribadah.


Dalam Islam, doa dianggap sebagai bentuk komunikasi langsung dengan Allah. Doa tidak hanya merupakan sarana untuk memohon keberkahan dan pertolongan-Nya, tetapi juga menjadi jalan untuk memohon kekuatan menjaga diri dari berbagai gangguan, termasuk ketika malas menjalankan ibadah.


Mustasyar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Ahmad Mustofa Bisri atau Gus Mus memberikan ijazah doa ketika malas beribadah dan diarahkan supaya taat kepada Allah. Doa ini pernah diamalkan Rasulullah.


اللَّهُم مُصَرِّفَ القُلُوبِ صَرِّفُ قُلُوبَنَا عَلَى طَاعَتِكَ

Ya Allah. Wahai Dzat yang mengarahkan hati. Arahkanlah hati kami untuk menaati-Mu (HR. Imam Muslim).


"Ini doa buat kalian yang malas beribadah. Bacalah doa ini agar hatimu diarahkan untuk taat kepada Allah," kata Pengasuh Pondok Pesantren Raudlatul Tholibin, Leteh, Rembang dalam tayangan video pendek di Youtube Gus Mus Channel


Gus Mus berkeyakinan, jika hati sudah diarahkan kepada Allah maka ketika seseorang punya keinginan atau hajat apa pun, Allah akan terus mengarahkannya.


"Maka meminta kepada Allah untuk mengarahkan hati agar berbuat baik. Supaya kamu diarahkan terus untuk berbuat taat kepada Allah," jelas Gus Mus.


10 adab berdoa

Wakil Sekretaris Lembaga Bahtsul Masail (LBM) PBNU Ustadz Alhafiz Kurniawan dalam tulisan yang dimuat di NU Online menuliskan 10 adab dalam berdoa. 


1. Menantikan waktu-waktu mulia seperti hari Arafah, bulan Ramadhan, hari Jumat, sepertiga terakhir dalam setiap malam, dan waktu sahur.


2. Memanfaatkan kondisi-kondisi istimewa untuk berdoa seperti saat sujud, saat dua pasukan berhadap-hadapan siap tempur, ketika turun hujan, serta ketika iqamah shalat dan sesudahnya.


3. Menghadap kiblat, mengangkat kedua tangan, dan mengusap wajah sesudah berdoa.


4. Mengatur volume suara agar tidak terlalu keras tetapi juga tidak terlalu rendah.


5. Menghindari kalimat bersajak dalam doa karena dikhawatirkan justru melewati batas dalam berdoa. Prinsipnya tidak berlebihan dalam penggunaan kata-kata saat berdoa.


6. Berdoa dengan penuh ketundukan, kekhusyukan, dan ketakutan kepada Allah.


7. Mantap hati dalam berdoa, meyakini pengabulan doa, dan menaruh harapan besar dalam berdoa.


Sufyan bin Uyaynah mengatakan, sadar akan kondisi diri sehingga jangan sampai menghalangi untuk berdoa kepada-Nya. Allah, kata Sufyan, tetap menerima permohonan Iblis yang tidak lain adalah makhluk-Nya yang paling buruk.


8. Meminta terus-menerus dalam berdoa.


9. Membuka doa dengan lafal zikir. Dianjurkan untuk membuka doa dengan pujian dan shalawat. Demikian pula ketika mengakhiri doa.


10. Tobat. Mengembalikan benda-benda kepada mereka yang teraniaya, dan menghadap Allah dengan cara mematuhi segala aturan agama. Pasal sepuluh ini yang sangat penting.