Nasional

Malam Lailatul Qadar Dirahasiakan, Habib Syech Jelaskan Cara Meraihnya

Kam, 6 Mei 2021 | 03:30 WIB

Malam Lailatul Qadar Dirahasiakan, Habib Syech Jelaskan Cara Meraihnya

Tangkap layar video Habib Syech Assegaf.

Jakarta, NU Online

Di bulan suci Ramadhan ada satu malam yang sangat istimewa, yaitu malam lailatul qadar. Malam itu sangat dirahasiakan oleh Allah SWT berkat kasih sayang-Nya terhadap umat Nabi Muhammad SAW.

 

Hal itu disampaikan Habib Syech bin Abdul Qodir Assegaf dalam tayangan Lailatul Qadar-Tausiyah Ramadhan Bersama Habib Syech yang diunggah Rabu (5/5) malam.

 

Perihal kerahasiaan malam lailatul qadar, Habib Syech mengatakan, hal tersebut dikarenakan Allah sayang dan cinta terhadap umat Nabi Muhammad. Hal ini supaya mereka tidak tahu jika malam lailatul qadar itu datang.

 

"Contohnya begini, ada yang bertanya kepada seseorang mengapa ia tidak beribadah? Lalu ia pun menjawab, ia tidak tahu jika saat itu ada lailatul qadar. Kan beda dosa orang yang berbuat dosa yang dia tahu, dengan yang tidak ia tahu," ujar Habib kelahiran Surakarta, pada 20 September 1961 itu.

 

Menurut Habib Syech, jika sudah dikasih tahu, dan orang tersebut tetap berbuat dosa maka orang tersebut sangat durhaka dan dimurkai oleh Allah.

 

"Karena dia enggak tahu jika malam itu adalah malam lailatul qadar, jika pada saat itu ia melakukan suatu perbuatan dosa maka masih ada ampunan-ampunan Allah. Inilah rahmat yang luar biasa, berkat Nabi Muhammad SAW," tegasnya.


 

Meraih Malam Lailatul Qodar

Meki umat Nabi Muhammad tidak diberi tahu kapan datang dan turunnya malam lailatul qadar, para ulama memberi jalan bagi kita untuk bisa mendapatkan malam lailatul qadar itu," kata Habib Syech.

 

Pimpinan Majelis Ahbaabul Mustofa itu pun menjelaskan cara mendapatkan malam lailatul qadar, yakni dengan melaksanakan shalat Isya berjamaah, dilanjutkan dengan shalat Tarawih dan Subuh berjamaah.

 

"Barangsiapa yang shalat Isya berjamaah, dilanjut Tarawih hingga subuh pun berjamaah, insyaallah orang tersebut mendapatkan malam lailatul qadar. Tentu hal ini harus dilakukan sedari awal hingga akhir Ramadhan," jelasnya.

 

Habib Syech meneruskan, Allah SWT telah menjadikan umat Islam sebagai umat terpilih, yakni umat Nabi Muhammad SAW. Allah selalu memberikan apa yang menjadi keinginan Nabi Muhammad. Nabi Muhammad tidak pernah menonjolkan keinginan pribadi beliau, melainkan selalu memikirkan tentang umatnya.

 

Malam lailatul qadar ialah malam yang lebih utama daripada seribu bulan. Hal inilah yang membuat umat Nabi Muhammad mestinya harus bangga dan gembira. Rasullullah SAW selalu berusaha kepada Allah untuk meminta supaya umatnya yang usianya sangat pendek, akan tetapi diberi oleh Allah pahala yang lebih banyak dari pada umat-umat terdahulu.

 

Allah SWT berfiman dalam Al-Qur'an Surat Al An'aam ayat 160 'Man jaa-a bil hasanati falahu 'asyru amtsaalihaa waman jaa-a bissai-yi-ati falaa yujza ilaa mitslahaa walahum laa yuzhlamuun. Barangsiapa yang berbuat kebaikan akan mendapat balasan sepuluh kali lipat amalnya, dan barangsiapa yang berbuat kejahatan dibalas seimbang dengan kejahatannya.

 

"Jika satu kebaikan dibalas sepuluh kali lipat, dan jika di bulan Ramadhan setiap tahunnya kita mendapatkan lailatul qadar, maka sudah berapa banyak pahala ibadah yang kita dapatkan. Ini kan luar biasa," ujar Habib Syech.

 

Nabi Muhammad SAW sangat baik terhadap umatnya, dan selalu memikirkan umatnya supaya umatnya yang usianya pendek ini mendapatkan pahala yang luar biasa dari Allah SWT. Di antaranya diberinya malam lailatul qadar.

 

"Mari kita raih malam lailatul qadar, kita cari malam lailatul qadar dengan beribadah yang sungguh-sungguh dan khusyuk," ajak Habib Syech.


Kontributor: Disisi Saidi Fatah
Editor: Kendi Setiawan