Nasional

Makna ‘Shirathal Mustaqim’ Menurut Prof Quraish Shihab

Sab, 11 Mei 2019 | 16:45 WIB

Jakarta, NU Online
Prof Quraish Shihab memaknai kata ‘shirath’ dalam Al-Qur’an Surat al-Fatihah ayat 6 ‘shirathal mustaqim’ sebagai jalan yang lebar. Dia mengibaratkan ‘shirath’ atau jalan yang lebar dengan jalan tol.

“Di dalam Al-Qur’an, (kata) shirath itu selalu berbentuk tunggal,” kata Prof Quraish dalam sebuah video yang diunggah akun Mata Najwa di YouTube, Kamis (9/5).

Selain shirath, lanjut Prof Quraish, di dalam Al-Qur'an juga ada kata lain yang memiliki makna jalan, yaitu sabil. Bedanya, sabil adalah jalan kecil. Menurut dia, ada sabil atau jalan kecil yang menghantarkan kepada kesesatan dan ada juga yang menghantarkan kepada jalan yang lurus (shirathal mustaqim).

Dia mencontohkan, di dalam Al-Qur’an disebutkan ada jalannya orang yang tidak mengerti (sabililladzina la ya’lamun) dan jalannya para pendurhaka (sabilul mujrimin). Ada juga sabil atau jalan kecilnya orang yang bertakwa (sabilul muttaqin) atau jalannya Allah (sabilillah). Jadi, ketika seseorang masih di sabil atau jalan kecil, maka dia bisa saja tersesat dan bisa juga sudah di jalan yang baik sehingga mengantarkannya ke jalan yang lurus (shirathal mustaqim). 

“Jadi shiroth itu jalan tol, sabil itu jalan kecil. Jalan kecil selama bercirikan kedamaian itu mengantar ke jalan tol. Kalau Anda sudah sampai siroth, jalan tol, pasti sudah sampai ke tujuan. Tidak sesat lagi,” jelasnya.

Penulis buku Tafsir al-Misbah ini menjelaskan, jika ada sesorang yang mengajak untuk mengikuti suatu jalan yang mengakibatkan perpecahan dan permusuhan maka jalan tersebut tidak akan sampai kepada shirathal mustaqim. Kebalikannya, jalan-jalan yang baik yang menghantarkan ke sirathal mustaqim itu dihimpun oleh kedamaian. 

“Kita bisa beda-beda dong, yang penting kita bertemu di jalan tol. Kalau sampai jalan tol, lebar, tidak berdesak-desakan. Itu artinya shiroth,” jelasnya. (Red: Muchlishon)