Nasional HARLAH KE-66 IPPNU

Makna Logo Harlah Ke-66 IPPNU

Sen, 1 Maret 2021 | 12:30 WIB

Makna Logo Harlah Ke-66 IPPNU

Logo harlah ke-66 IPPNU

Jakarta, NU Online
Panitia Hari Lahir Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) meluncurkan logo secara resmi di Kantor IPPNU Lantai 6, Gedung PBNU, Jakarta Pusat, Ahad (29/2). Harlah IPPNU ke-66 ini bertema Kolaborasi Pelajar Merajut Persatuan Membangun Peradaban.

 

Steering Committee (SC) Hari Lahir IPPNU, Putri Eka Kusuma Wardani menjelaskan konsep perancangan logo tersebut melambangkan terciptanya kolaborasi ide gagasan yang responsif dan inovatif untuk membangun peradaban yang maju di masa mendatang.

 

"Filosofi logo Harlah ke-66 ini kan ada sepasang telinga kelinci, dengan telinga kelinci yang panjang bermakna IPPNU menjadi pendengar suara dari segala arah, bergerak mandiri secara berbeda. Artinya, sebagai pelajar putri dituntut agar dapat mengkolaborasikan ide dan gagasan yang berbeda agar tercipta sebuah aksi yang inovatif untuk eksistensi organisasi," kata Putri.

 

Menurut perempuan yang akrab disapa Eka ini, kelinci sendiri bersifat lembut, anggun dan tanggap. Artinya, dalam diri seorang pelajar putri harus mencerminkan perilaku yang lembut dalam beretika.

 

"Selain itu, pelajar putri harus memahami prinsip kodrat seorang perempuan dengan tetap mengedepankan, dan mampu memahami pemikiran yang reponsif dan peka terhadap perubahan zaman agar tidak tergerus oleh peradaban," papar Eka.

 

Sedangkan filosofi bulan sabit, lanjutnya, disimbolkan sebagai bulan muda yang menggambarkan tekad bulat pelajar putri. Dengan demikian, seorang pelajar putri diharapkan mampu menjadi pelopor dalam menjaga persatuan demi membangun peradaban yang maju di masa mendatang.

 

"Terakhir warna hijau melambangkan kesuburan, warna emas melambang generasi emas, semoga itu menjadi doa dan semangat kita semua sebagai generasi NU di masa depan," tutupnya.

 

Eka menambahkan, acara inti dari peringatan Harlah ke-66 IPPNU ini akan dilangsungkan Selasa, 2 Maret 2021di Gedung PBNU, Jl Kramat Raya, Jakarta Pusat. Rangkaian acaradiawali pembacaan istighosah oleh semua jajaran pengurus pusat IPPNU.

 

Organisasi IPPNU didirikan pada tanggal 2 Maret 1955 di Malang, Jawa Timur dengan kepanjangan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama. Mula-mula, organisasi ini didirikan untuk melakukan pembinaan dan pengkaderan terhadap remaja putri NU yang masih duduk di bangku sekolah/madrasah tingkat menengah dan tingkat atas serta santri putri yang statusnya setaraf dengan sekolah-sekolah tersebut.

 

Perkembangan berikutnya, sesuai dengan kondisi zaman, pada tahun 1988, organisasi ini berubah menjadi Ikatan Putri-Putri Nahdlatul Ulama. Hal ini membuat sasaran organisasi IPPNU tidak lagi hanya terbatas pada pelajar putri melainkan semua putri NU. Namun, perubahan akronim ini selanjutnya telah disalah-artikan menjadi gerakan bebas yang bias merembet pada politik praktis sehingga basis awal yang harus diperjuangkan menjadi terbengkalai dan visi intelektual yang selama ini menjadi ghirah bagi perjuangan IPPNU menjadi pudar.

 

Pada tahun 2003, organisasi IPPNU selanjutnya memperjelas wadah perjuangannya pada basis awal, yaitu pelajar putri dengan mengubah kembali akronimnya menjadi Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama. Namun, interpretasi pelajar pada tahun 2003 berbeda dengan pelajar putri yang dimaksudkan pada tahun 1955. Pelajar putri yang dikandung pada tahun 2003 diartikan sebagai sebuah komunitas generasi muda yang mengawal visi intelektual kepelajaran yang berusia 12-30 tahun.

 

 

Kontributor: Anty Husnawati
Editor: Kendi Setiawan