Makan Dulu atau Shalat Dulu? Simak Penjelasan Gus Mus
NU Online · Senin, 3 Januari 2022 | 18:15 WIB
Nuriel Shiami Indiraphasa
Kontributor
Jakarta, NU Online
Pengasuh Pondok Pesantren Raudlatut Thalibin, Leteh, Rembang, Jawa Tengah, KH Ahmad Mustofa Bisri atau Gus Mus menjawab pertanyaan terkait pertimbangan mana yang perlu diambil antara makan atau shalat terlebih dahulu.
Dalam hal ini, Gus Mus memberikan jawaban melalui penjelasan yang bersandar pada sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Hisyam bin âUrwah. Gus Mus pun menyampaikan sebuah hadits yang berkenaan dengan hal tersebut.
âDiriwayatkan dari Hisyam bin âUrwah, beliau berkata: âSaya pernah mendengar Sayyidah Aisyah ra dari Kanjeng Nabi Muhammad saw, sesungguhnya Nabi Muhammad saw pernah berkata: âKetika makan malam telah dihidangkan beriringan dengan iqamah shalat, maka mulailah dengan makan malam.â urainya dalam dalam tayangan Jimat Gus Mus di kanal YouTube Gus Mus Channel, dilihat NU Online, Senin (3/1/2022).
Gus Mus menegaskan bahwa hal tersebut memiliki tujuan untuk membebaskan pikiran seseorang akan hal-hal yang berpotensi mengganggu konsentrasi ketika melaksanakan shalat.
âYang wajar saja lah, seperti umumnya manusia. Kalau makan dulu, nanti sudah tidak kepikiran. Selesaikan dulu. Kamu mau kencing, kencing dulu. Ingin buang air besar (BAB), BAB dulu. Ingin makan, makan dulu. Supaya nanti tidak ada yang mengganjal. Yang mengganggu beribadah justru hal-hal itu,â urai Gus Mus.
Gus Mus mencontohkan seperti pada saat menjalankan ibadah puasa. Ketika adzan Maghrib berkumandang, manusia justru dianjurkan untuk menyegerakan berbuka puasa. Menyegerakan berbuka puasa, kata Gus Mus, akan mendatangkan ganjaran tersendiri.
âKalau seharian tidak makan lalu diperbolehkan makan, itu kiranya cepat-cepatan atau nanti-nantian? Pasti cepat-cepatan. Nah, cepat-cepat berbuka itu dalam Islam mendapatkan bonus. Bonusnya yaitu mendapatkan kesunnahan taâjilul futhur,â ungkapnya.
Hadits tersebut, kata Gus Mus, memberikan penggambaran jelas terkait sifat Islam sebagai agama kemanusiaan. âSaya sering mengatakan bahwa agama kita (Islam) itu agama yang manusiawi,â ungkap kiai kelahiran Rembang itu.
Gus Mus menilai bahwa fenomena dilematis antara menentukan makan atau shalat dulu menunjukkan bahwa semangat beragama saja tidak cukup sampai dengan seseorang itu mempelajari lebih dalam ilmu agama. Hal ini lantaran masih kerap dijumpai pihak yang menganggap bahwa makan terlebih dahulu adalah hal yang keliru.
âBanyak orang yang semangat beragama, tapi tidak paham itu banyak,â ungkapnya.
Kontributor: Nuriel Shiami Indiraphasa
Editor: Muhammad Faizin
Terpopuler
1
Gus Yahya Sampaikan Selamat kepada Juara Kaligrafi Internasional Asal Indonesia
2
Menbud Fadli Zon Klaim Penulisan Ulang Sejarah Nasional Sedang Uji Publik
3
Guru Didenda Rp25 Juta, Ketum PBNU Soroti Minimnya Apresiasi dari Wali Murid
4
Khutbah Jumat: Menjaga Keluarga dari Konten Negatif di Era Media Sosial
5
PCNU Kota Bandung Luncurkan Business Center, Bangun Kemandirian Ekonomi Umat
6
Rezeki dari Cara yang Haram, Masihkah Disebut Pemberian Allah?
Terkini
Lihat Semua