Jakarta, NU Online
Dengan lincah, Psikolog Anak, Seto Mulyadi (Kak Seto) melompati kotak-kotak engklek. Saat harus melempar dan mengambil lempengan engklek, ia pun melakukannya dengan gesit.
Kejadian itu berlangung di arena Jam Main Kita di Silang Timur Monas, Jakarta, Ahad (25/3) siang.
Menteri Sosial Idrus Marhan yang menjadi lawan, berhasil dikalahkan Kak Seto.
Usai bermain, Menteri Sosial Idrus Marhan mengatakan ada sejumlah pesan yang bisa diambil dari permainan tradisional engklek.
“Saya kira tadi kita menyaksikan saya main dengan Kak Seto (Seto Mulyadi) ada taat asas, mengikuti aturan yang ada, dan yang lebih penting lagi ada kejujuran, lalu sikap sportif,” kata Idrus
“Juga ini saya berkeringat padahal belum selesai,” terusnya. Hal tersebut sebagai indikasi bahwa melakukan permaian tradisional seperti engklek juga baik untuk kesehatan badan..
Selain itu menurutnya dalam permainan engklek ada pelajaran untuk saling menghargai.
“Itu (saling menghargai) sangat susah di Republik ini. Di elit kurang menghargai bahkan tumbuh sikap tidak saling menghargai. Senang melihat orang tidak berhasil dan tidak senang melihat orang berhasil,” kata Idrus yanng dikalahkan Kak Seto dalam permainan engklek siang itu.
Ia pun meyakini bahwa permainan tradisional adalah hal luar biasa yang bangsa Indonesia miliki. Permainan tradisional sebagai instrumen paling efektif untuk melakukan revolusi mental yang dimulai dari bawah atau dari anak-anak.
“Instrumennya sudah ada disediakan oleh para leluhur. Kak Seto tadi salah, melanggar. Tapi semua ketawa. Sekarang umumnya kalau ada yang melanggar, malah sembunyi-sembunyi,” ungkap menteri kelahiran Pinrang, Sulawesi Selatan ini.
Menurutnya dari aksi tertawa bersama saat ada pemain yang melakukan pelanggaran, sebagai bentuk adanya kesadaran yang terekspresikan dari diri kita.
“Inilah yang harus dijadikan instrumen revolusi mental agar ke depan pemimpin bangsa yang sehat spiritual memiliki sikap kesetiakwanan, cerdas, sportif,” lanjutnya.
Idrus mengaku saat kecil ia sering melakukan permaian engklek yang di daerahnya disebut mangenjah.
“Main gundu, gangsing. Saya orang desa sangat senang memainkan ini,” ujarnya lagi. (Kendi Setiawan)