Mahfud: Muslimat NU Harus Siapkan Pemimpin Perempuan
NU Online · Sabtu, 4 Januari 2014 | 11:37 WIB
Jakarta, NU Online
Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD menyatakan, pimpinan organisasi Muslimat Nahdlatul Ulama harus bisa menyiapkan pemimpin perempuan karena ruang perempuan dalam berpolitik luas bahkan telah ada sejak zaman Rasulullah.
<>
"Sejak masa Rasul, perempuan sangat berperan penting dalam ikut serta memperjuangkan hak-hak rakyat," kata Mahfud MD dalam Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW yang digelar oleh Pimpinan Cabang Muslimat Nahdlatul Ulama (NU) Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, Sabtu.
Mahfud dalam surat elektroniknya mencontohkan peran perempuan pada zaman Rasul seperti Siti Khadijah dan Siti Aisyah turut andil dalam pengambilan keputusan bagi kemaslahatan umat.
Pada acara yang diselenggarakan di Pondok Pesantren Cipasung, Tasimalaya, dan dihadiri ribuan Muslimat NU itu, Mahfud juga menyatakan bahwa di kalangan NU sejak dahulu sudah memiliki tokoh perempuan yang ikut berjuang membangun bangsa Indonesia.
"Salah satunya yakni Nyai Solehah binti KH Bisri Syansuri yang tak lain istri dari pahlawan nasional KH Wahid Hasyim," katanya.
Ia mengatakan saat ini terdapat beberapa kader Muslimat NU yang memiliki rekam jejak yang baik dalam ikut serta membangun bangsa ini.
"Ke depan cetak lagi kader NU yang banyak untuk memperjuangkan hak rakyat, memperjuangkan kebenaranan dengan tetap konsisten memegang nilai-nilai ke-NU-an," katanya.
Mantan Menteri Pertahanan itu mengatakan meskipun bagi sebagian orang perempuan itu tidak cocok berpolitik atau menduduki jabatan di lembaga negara karena lebih menggunakan perasaan, tetapi, jika melihat perkembangan politik sekarang ini justru membutuhkan pemimpin yang memiliki perasaan.
Ia mengatakan sebagian pemimpin di negeri ini sudah mengesampingkan perasaan dalam mengambil suatu kebijakan dengan mrampas hak-hak rakyat terutama hak perempuan sesukanya.
"Semakin maraknya kasus hukum merupakan contoh kongkret bahwa tak sedikit dari kebijakan pemimpin kita yang hanya mengedepankan pikiran tanpa melihat perasaan rakyat," katanya.
Oleh karena itu, katanya, diperlukan tampilnya seorang perempuan yang memiliki jiwa perempuan bukan sekadar perempuan.
"Harus perempuan yang memiliki integritas dan rekam jejak yang baik.
Mahfud mengatakan, tidak semua pejabat perempuan berjiwa perempuan dan hal itu terjadi seperti sejumlah politisi perempuan yang belakangan terjerat kasus korupsi. (antara/mukafi niam)
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Menyiapkan Bekal Akhirat Sebelum Datang Kematian
2
Khutbah Jumat: Tetap Tenang dan Berpikir jernih di Tengah Arus Teknologi Informasi
3
Resmi Dilantik, Berikut Susunan Lengkap Pengurus PP ISNU Masa Khidmah 2025-2030
4
Ramai Bendera One Piece, Begini Peran Bendera Hitam dalam Revolusi Abbasiyah
5
Pemerintah Umumkan 18 Agustus 2025 sebagai Hari Libur Nasional
6
Innalillahi, Menag 2009-2014 Suryadharma Ali Meninggal Dunia
Terkini
Lihat Semua