Nasional HAUL KE-9 GUS DUR

Mahfud MD: Gus Dur Sosok Pemberantas Korupsi dan Penegak Konstitusi

NU Online  ·  Jumat, 21 Desember 2018 | 22:23 WIB

Jakarta, NU Online
Menteri Pertahanan era Presiden KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Mohammad Mahfud MD mengungkapkan komitmen Gus Dur terhadap penegakkan konstitusi serta pemberantasan korupsi. Hal ini ia sampaikan saat memberikan sambutan di haul ke-9 Gus Dur, Jumat (21/12) malam di Ciganjur, Jakarta Selatan.

“Dalam mengawal konstitusi Gus Dur adalah orang yang sangat tegas. Baginya lebih baik jatuh daripada melanggar konstitusi,” ujar Mahfud.

Ketegasan Gus Dur, kata Mahfud juga terlihat dala pemberantasan korupsi dan kinerja seseorang di birokrasi. Gus Dur merupakan tipe pemimpin yang tidak mau didikte. Dia tidak segan-segan memecat menterinya jika ada kesalahan fatal.

"Di pemerintahan di Indonesia zaman Gus Dur ada nggak menteri yang korupsi,” terang Mahfud.

Guru Besar UII Yogyakarta itu mengatakan, saat Gus Dur memerintah, baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah, lembaga negara ataupun kementerian bebas dari korupsi.

"Ada kasus dulu itu kasus bulog tapi itu dulu bukan pemerintahan, itu di swasta dengan swasta," ujarnya.

Mahfud mengatakan, Gus Dur memang tidak pernah main-main dalam persoalan memberantas korupsi. Dia tidak segan memecat orang-orang yang terindikasi korupsi pada saat itu. 

"Kalau zaman Gus Dur, main-main Anda korupsi ya di sikat. Kadangkala belum diteliti betul, dipecat duluan, kadangkala. Begitu kerasnya Gus Dur pada korupsi," kata Mahfud.

Sikap tegas tersebut, menurut Mahfud, muncul dari prinsip Gus Dur yang selalu mengutamakan kepentingan manusia di atas politik. Tidak seperti sekarang yang menurutnya malah mengorbankan manusia untuk kepentingan politik.

Ajaran penting Gus Dur bahwa politik itu harus diletakkan dalam kerangka kepentingan manusia yaitu manusia Indonesia. Oleh sebab itu, tidak boleh manusia dikorbankan, untuk kepentingan poltik dengan berbagai tipu daya berita-berita hoaks, perpecahan dan sebagaimya. 

“Saya kira itu, ini momentum yang tepat kita mau pilpres mau pileg dan kemudian ada topik politik di atas kemanusian, politik tidak lebih penting dari kemanusiaan," tutur Mahfud. (Fathoni)