Nasional

Mahasiswa Diminta Responsif terhadap Perubahan Dunia Kerja

Kam, 13 Februari 2020 | 21:00 WIB

Mahasiswa Diminta Responsif terhadap Perubahan Dunia Kerja

Kemnaker perlu menyapa dan mengingatkan kampus-kampus, khususnya kampus yang usianya baru seperti Unusia agar memahami perubahan dunia kerja

Bogor, NU Online
Tingkat pengangguran terbuka di Indonesia pada Agustus 2019 sebanyak 7,05 juta orang menganggur. Penyumbang angka 7,05 itu di antaranya berasal dari lulusan perguruan tinggi dan pendidikan vokasi seperti SMK. Atas dasar itu, Kemnaker perlu menyapa dan mengingatkan kampus-kampus, khususnya kampus yang usianya baru seperti Unusia agar memahami perubahan dunia kerja.

"Kami ingin bermain di hulu, mengajak, mengingatkan kepada penghasil-penghasil tenaga kerja terampil untuk ngeh dengan perubahan dunia kerja, digital disruption. Ada jabatan-jabatan lama yang hilang, tapi sunatullahnya hilang itu berganti dan tumbuh jabatan-jabatan baru," kata Plt Dirjen Binapenta & PKK Aris Wahyudi, di sela-sela acara 'Kemnaker Goes to Campus' di Unusia Parung, Bogor, Kamis (13/2).

Aris mengatakan, di era digital, kreativitas harus dimiliki oleh angkatan kerja. Untuk itu sebuah kampus seperti Unusia ini sudah selayaknya memiliki iklim yang membuat mahasiswanya responsif terhadap perubahan dunia kerja.

"Itulah kita datang untuk mengajak stakeholder, kampus, untuk mengubah paradigma, mahasiswa kita didik, kita latih agar responsif," ucapnya.

Ia pun menyatakan bahwa pihaknya akan membangun pusat jasa ketenagakerjaan di Unusia sebagai tempat bimbingan dan penyuluhan jabatan, sehingga nantinya ketika mahasiswa lulus kuliah tidak merasa kebingungan.

"Jadi kehadiran kita di sini adalah untuk memberikan
guiden partnership agar anak-anak kita lulusan perguruan tinggi, khususnya Unusia ini tidak galau ketika lulus kuliah," ucapnya.

Ia juga menyatakan bahwa kehadiran program Kemnaker Goes to Campus untuk berbagi informasi tentang dunia kerja dan ekosistem ketenagakerjaan sejak dini kepada mahasiswa. Sehingga institusi kampus akan bisa melakukan reorientasi dan revitalisasi program dan kegiatannya (intended maupun hidden curriculum) secara tepat, efektif dan efisien.

"Tugas kampus dan lembaga pendidikan dan pelatihan, formulanya cukup 3-C, yaitu membuat mahasiswa Competence ( cognitif, afektif& psikomotorik), Confidence (percaya diri), & Connected  (terhubung dengan dunia kerja)," jelasnya.

Pewarta: Husni Sahal
Editor: Abdullah Alawi